Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

4 Alasan Anak Menjadi Seorang Pelaku Bullying di Sekolah

ilustrasi bullying (unsplash.com/yang miao)
ilustrasi bullying (unsplash.com/yang miao)
Intinya sih...
  • Anak yang kurang perhatian dan kasih sayang di rumah rentan merundung orang lain untuk mendapatkan perhatian.
  • Anak yang alami kekerasan di rumah akan menyalurkan rasa frustrasi dengan intimidasi teman di sekolah.
  • Lingkungan agresif membuat anak lebih rentan menjadi pem-bully untuk diterima dalam kelompok sosial.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bullying atau perundungan di sekolah merupakan masalah serius yang tidak bisa disepelekan begitu saja karena dapat membawa dampak buruk bagi korban atau pelakunya. Tidak sedikit pula anak yang menjadi pelaku bullying bukan hanya untuk menyakiti orang lain, namun juga karena ada berbagai faktor yang mendorong perilaku tersebut jadi muncul.

Ada berbagai hal yang dapat memengaruhi karakter seseorang ketika menjadi pem-bully, mulai dari tekanan sosial, lingkungan keluarga, hingga masalah pribadi yang diperolehnya, sehingga membuat anak tersebut jadi bersikap lebih agresif terhadap teman-temannya.

Dilansir dari familylives.org.uk dan www.stompoutbullying.org, berikut beberapa alasan alasan utama yang bisa membuat seseorang menjadi pem-bully di lingkungan sekolah:

1. Kurangnya perhatian dan kasih sayang keluarga

ilustrasi memarahi anak (unsplash.com/Keren Fedida)
ilustrasi memarahi anak (unsplash.com/Keren Fedida)

Anak yang tumbuh di lingkungan keluarga yang kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang biasanya akan lebih rentan mengalami masalah dalam mengelola emosinya. Pada saat mereka merasa diabaikan atau justru tidak mendapatkan cinta dari orangtua, maka mereka akan mencari cara lain untuk bisa diperhatikan, termasuk salah satunya adalah dengan merundung orang lain.

Anak yang terbiasa mengalami kekerasan verbal atau fisik di rumah biasanya akan menyalurkan rasa frustrasi yang dimilikinya dengan cara mengintimidasi teman-teman yang ada di sekolah. Hal ini karena anak beranggapan bahwa kekerasan merupakan cara untuk bisa mendapatkan kendali atau bahkan kekuasaan atas orang lain, sehingga inilah yang menciptakan lingkungan yang tidak sehat bagi anak ke depannya.

2. Pengaruh lingkungan dan tekanan dari teman sebaya

ilustrasi remaja (unsplash.com/ Tim Mossholder)
ilustrasi remaja (unsplash.com/ Tim Mossholder)

Anak-anak yang berada dalam lingkungan yang selalu melakukan berbagai perilaku agresif atau intimidatif biasanya akan lebih rentan menjadi pelaku bullying. Jika teman-teman yang anak miliki sering melakukan bullying, maka ada kemungkinan bahwa mereka akan mengikuti perilaku tersebut agar nantinya bisa diterima dalam kelompok sosial yang ada.

Tekanan biasanya akan menunjukkan dominasi dan juga kekuatan di depan teman-temannya, sehingga inilah yang menjadi alasan anak ikut terlibat dalam perilaku bullying di sekolah. Anak-anak akan merasa harus membuktikan bahwa dirinya tidak lemah, sehingga tidak ragu untuk melakukan penindasan terhadap anak-anak lainnya.

3. Kurangnya empati dan juga pemahaman mengenai bullying

ilustrasi anak menangis (unsplash.com/Annie Spratt)
ilustrasi anak menangis (unsplash.com/Annie Spratt)

Ada beberapa anak yang menjadi seorang pem-bully karena memang kurangnya empati terhadap orang lain. Hal ini bisa diakibatkan karena anak tidak menyadari bahwa tindakan yang dilakukan justru bisa menyakiti atau bahkan meninggalkan dampak emosional yang cukup mendalam bagi korban, sehingga mereka biasanya akan lebih cuek terhadap perilaku yang ditunjukkan.

Kurangnya pendidikan mengenai cara menghargai dan memahami perasaan orang lain bisa menjadi latar belakang seseorang melakukan bullying. Anak kerap kali menganggap bahwa bullying merupakan candaan atau sekadar permainan, namun tidak memahami apa dampak dari jangka panjang yang mungkin diperoleh oleh korban.

4. Keinginan untuk mendapatkan kekuasaan

ilustrasi anak marah (unsplash.com/Mick Haupt)
ilustrasi anak marah (unsplash.com/Mick Haupt)

Ada beberapa anak yang memang sengaja menjadi pem-bully karena ingin menunjukkan kekuasaan atau bahkan dominasinya terhadap orang lain. Hal ini bisa diakibatkan karena anak memiliki rasa percaya diri yang rendah dan seolah perlu menegaskan posisi yang dimilikinya, yaitu dengan cara menindas teman-teman lain yang ada di sekolah.

Pada beberapa kasus ternyata anak yang merasa kurang dihargai di rumah atau di lingkungan sosial biasanya akan berusaha mendapatkan kekuasaan di sekolah dengan cara menjadi seorang pem-bully. Mereka justru menikmati perasaan superioritas yang diperoleh pada saat orang lain merasa takut padanya, sehingga penting sekali untuk menanamkan rasa percaya diri yang sehat pada anak sejak dini.

Anak yang menjadi pem-bully tentu memiliki alasan tersendiri mengapa perilaku tersebut bisa muncul. Berbagai faktor mulai dari lingkungan rumah, pola asuh, hingga kurangnya perhatian bisa menjadi alasan utama mengapa anak tidak segan membully temannya di sekolah. Bimbinglah anak dan arahkan agar bisa menjadi pribadi yang baik serta peduli terhadap orang lain!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ita Lismawati F Malau
EditorIta Lismawati F Malau
Follow Us