Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Cara Mendukung Teman yang Berjuang dengan Kesehatan Mentalnya

ilustrasi kesehatan mental (pexels.com/Vitaly Gariev)
ilustrasi kesehatan mental (pexels.com/Vitaly Gariev)
Intinya sih...
  • Dengarkan cerita tanpa menghakimi atau menggurui
  • Tawarkan bantuan konkrit, bukan sekadar basa-basi
  • Jangan paksa mereka untuk 'cepat sembuh'

Di tengah kesibukan hidup dan tekanan zaman modern, isu kesehatan mental kini semakin sering terdengar. Namun, di balik meningkatnya kesadaran tersebut, kamu perlu mengetahui bagaimana cara mendampingi mereka.

Tidak semua orang memiliki tempat yang aman untuk bercerita. Bahkan, kadang keluarga atau teman terdekat pun tak tahu harus bersikap seperti apa saat seseorang mengungkapkan bahwa mereka sedang tidak baik-baik saja. Dalam situasi seperti ini, kehadiran seorang teman bisa sangat berarti. Namun, menjadi teman yang suportif tidak cukup hanya dengan berkata, “semangat ya” atau “kamu pasti bisa.”

Dukungan sejati membutuhkan empati, kesabaran, dan pemahaman yang tulus. Jika kamu punya teman yang sedang berjuang dengan kesehatan mentalnya, ada banyak hal yang bisa kamu lakukan untuk membuat mereka merasa tidak sendirian. Berikut adalah lima cara konkret dan bermakna yang bisa membantu kamu memberikan dukungan dengan penuh hormat dan kepedulian.

1. Dengarkan cerita dia tanpa menghakimi atau menggurui

ilustrasi tidur (unsplash.com/Maria Fernanda Pissioli)

Langkah paling dasar tapi sangat penting saat menemani teman yang sedang bergumul secara mental adalah menjadi pendengar yang baik. Terkadang kamu merasa harus memberikan solusi, padahal yang mereka butuhkan hanyalah telinga yang mau mendengarkan. Biarkan mereka mengekspresikan perasaan tanpa takut dinilai atau disela dengan nasihat yang belum tentu mereka butuhkan.

Hindari respons-respons standar seperti “itu cuma di kepala kamu” atau “coba pikir yang positif aja.” Kalimat seperti ini bisa membuat mereka merasa disepelekan. Cukup dengarkan dengan penuh perhatian, berikan ruang bagi mereka untuk mengekspresikan apa yang dirasakan. Validasi emosi mereka dengan kalimat seperti “itu pasti berat ya” atau “wajar kok kamu merasa begitu.” Sikap seperti ini bisa membantu mereka merasa lebih aman dan diterima.

2. Tawarkan bantuan konkrit, bukan sekadar basa-basi

ilustrasi tidur (unsplash.com/Maccy)

Sering kali kamu mengatakan “kalau butuh apa-apa kabarin ya,” tapi kalimat ini terdengar kosong jika tidak diiringi tindakan nyata. Teman yang sedang berjuang mungkin kesulitan untuk meminta tolong, bahkan ketika mereka sangat membutuhkannya. Maka dari itu, cobalah menawarkan bentuk bantuan yang spesifik dan bisa langsung dilakukan.

Misalnya, kamu bisa bilang, “Mau aku temani ke psikolog?” atau “Aku bawain makanan ya hari ini biar kamu gak usah repot.” Bantuan sederhana seperti mengantar, menemani, atau sekadar duduk bareng tanpa bicara bisa sangat berarti. Tindakan nyata menunjukkan bahwa kamu benar-benar peduli, bukan hanya ingin terlihat peduli. Dalam banyak kasus, kehadiran yang konkret jauh lebih berguna daripada janji kosong.

3. Jangan paksa mereka untuk 'cepat sembuh'

ilustrasi teman (unsplash.com/Daria Krasnenko)

Salah satu kesalahan umum adalah ingin temanmu “kembali normal” secepatnya, tanpa menyadari bahwa proses penyembuhan mental itu tidak linear. Ada hari baik, ada juga hari buruk, dan semua itu adalah bagian dari perjalanan mereka. Ketika kamu terus menuntut mereka untuk “jangan sedih terus” atau “kapan kamu balik ceria lagi?” itu justru menambah tekanan.

Dukung mereka dengan sabar, tanpa harapan berlebihan. Terkadang, proses pulih bukan tentang menghilangkan kesedihan, tapi tentang belajar hidup berdampingan dengannya. Biarkan mereka berjalan sesuai ritmenya sendiri, dan yakinkan bahwa kamu akan tetap ada, apapun yang terjadi. Dukungan yang tidak bersyarat adalah hadiah paling berharga bagi seseorang yang sedang rapuh secara emosional.

4. Kamu bisa mengajak mereka tetap terhubung dengan dunia luar

ilustrasi teman (unsplash.com/Ryan Porter)

Seseorang yang sedang menghadapi tantangan kesehatan mental cenderung menarik diri dan mengisolasi diri dari lingkungan sekitar. Meskipun mereka tidak selalu ingin berkumpul, ajakan sederhana seperti “mau jalan sore bareng, gak?” atau “ayo nonton film bareng, gak usah ngobrol juga gak apa-apa” bisa sangat membantu mereka merasa terhubung kembali dengan dunia.

Yang penting, jangan memaksa jika mereka belum siap. Yang kamu tawarkan bukan paksaan sosial, tapi undangan untuk tetap merasa memiliki tempat di kehidupan sosial. Dengan begitu, mereka tahu bahwa ada pintu yang selalu terbuka kapan pun mereka siap. Konsistensi dalam mengajak tanpa tekanan bisa menjadi jembatan agar mereka perlahan keluar dari isolasi dan menemukan kembali makna kebersamaan.

5. Dorong mereka untuk mencari bantuan profesional

ilustrasi tidur (unsplash.com/sajad karbalaeI)

Sebagai teman, ada batas dalam hal dukungan yang bisa kamu berikan. Ingat, kamu bukan terapis yang punya ilmu dan pengetahuan mendalam mengenai gangguan mental. Ketika kondisi teman kamu terlihat memburuk atau tidak ada perkembangan dalam jangka waktu lama, sangat penting untuk dengan lembut mendorong mereka mencari bantuan profesional.

Kamu bisa mulai dengan menyampaikan bahwa mencari bantuan bukanlah tanda kelemahan, tapi justru keberanian untuk sembuh. Bantu mereka mencari informasi tentang layanan konseling atau psikolog terdekat, dan tawarkan diri untuk menemani jika mereka merasa cemas. Memberikan dukungan dalam proses ini bisa jadi dorongan yang sangat besar, terutama bagi mereka yang merasa takut atau malu. Ingat, langkah pertama selalu yang paling sulit, dan teman sejati adalah yang siap menemani langkah tersebut.

Mendampingi seseorang yang sedang berjuang dengan kesehatan mentalnya memang bukan hal yang mudah. Namun, kabar baiknya, kamu tidak perlu menjadi ahli untuk bisa membuat perbedaan. Terkadang, kesediaan untuk hadir, mendengarkan, dan memahami sudah cukup untuk membantu mereka merasa tidak sendirian. Kamu tidak harus tahu segalanya, yang penting adalah ketulusan dan konsistensi.

Kesehatan mental adalah perjalanan panjang, dan dukungan sosial memainkan peran penting di dalamnya. Jadilah teman yang bisa diandalkan, bukan dengan janji, tapi dengan tindakan. Karena dalam dunia yang terasa berat, satu orang yang peduli bisa menjadi cahaya bagi mereka yang sedang berada dalam kegelapan. Dan siapa tahu, dengan hadir bagi orang lain, kamu pun bisa tumbuh jadi pribadi yang lebih empatik dan tangguh.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
IDN Times Hyperlocal
EditorIDN Times Hyperlocal
Follow Us