TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Stunting di Banten Jadi Salah Satu Fokus Nasional

Stunting atau kekerdilan di Banten mencapai 24,5 persen

Salah satu keluarga dengan anak stunting di Pandeglang (IDN Times/Khaerul Anwar)

Tangerang, IDN Times - Dalam menangani stunting atau kekerdilan pada anak, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan, Banten menjadi salah satu fokus. Saat ini, angka prevalensi stunting atau kekerdilan di wilayah Provinsi Banten ada di angka 24,5 persen.

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN, Lalu Makripuddin mengatakan bahwa angka sebesar 24,5 persen anak penderita stunting tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan data nasional yang hanya mencapai 24,1 persen.

Baca Juga: Stunting di Indonesia, Benang Kusut yang Sulit Diurai

1. Ada 12 provinsi yang jadi prioritas penanganan di Indonesia

Salah satu penderita Stunting di Pandeglang (IDN Times/Khaerul Anwar)

Lalu Makripuddin menjelaskan, ada 12 provinsi yang menjadi prioritas di Indonesia dalam penanganan kasus stunting. Salah satunya di Banten. 

"Karena angkanya cukup tinggi baik itu dari sisi jumlah total maupun di persentase yang mencapai 24,5 persen," katanya, seperti dikutip dari Antara, Minggu (17/10/2022).

2. Target stunting nasional: 14 persen di tahun 2024

Tren dan target penurunan stunting di Indonesia (IDN Times/M Shakti)

Oleh karena itu, dia berharap semua instansi dan semua pihak terkait di Banten dan pusat bisa terlibat dalam mengatasi dan menekan tingginya angka stunting tersebut. Hal itu dilakukan agar target  angka stunting secara nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah pusat, yaitu sebesar 14 persen, bisa tercapai di 2024.

"Untuk secara nasional, targetnya sebesar 14 persen dan diharapkan Banten juga bisa mencapai 14 persen, sebagai mendukung capaian nasional di 2024," ujarnya.

Ia menyebutkan, kasus kekerdilan di Indonesia masih terjadi karena ada anak atau remaja usia dini masih berisiko mengalami kekurangan energi kronik (KEK). Oleh sebab itu, pemberian pendampingan atau edukasi kepada para calon pengantin muda menjadi langkah penting, sebagai upaya pencegahan atau menekan angka pada kasus stunting tersebut.

Baca Juga: Kisah Arum, Balita Penderita Stunting di Pandeglang 

Berita Terkini Lainnya