Menilik Gunung Santri dan Gunung Lempuyang di Banten
Selamat Hari Santri~
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Serang, IDN Times - Setiap tanggal 22 Oktober, Indonesia memperingatinya sebagai Hari Santri Nasional. Peringatan ini rutin dilakukan sejak Presiden Joko Widodo mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri Nasional.
Pemilihan 22 Oktober sebagai perayaan Hari Santri didasarkan dari ajakan jihad oleh pendiri organisasi islam Nahdlatul Ulama (NU) untuk melawan tentara sekutu pada 22 Oktober 1945.
Di Banten sendiri terdapat nama bukit yang disebut Gunung Santri tepatnya berada di Kawasan Pantai Utara Banten, Kampung Merapit, Desa Ukir Sari, Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang.
Berikut fakta-fakta sejarah bukit Gunung Santri yang dihimpun IDN Times.
Baca Juga: Pangeran Wiraguna, Arsitek Menara Banten Asal Tionghoa
1. Ada ulama besar Syekh Muhammad Sholeh tinggal di sana
Asal-usul penyebutan Gunung Santri bermula dari ulama besar Muhammad Sholeh bin Abdurrahman yang tinggal dan menyebarkan syiar Islam di wilayah tersebut. Sholeh merupakan santri dari Sultan Syarif Hidayatullah yang pada masa itu menjadi penguasa Cirebon. Syarif Hidayat atau dikenal Sunan Gunung Jati merupakan ayahanda dari Sultan Maulana Hasanudin.
Setelah menimba ilmu, Muhammad Sholeh diperintahkan berdakwah, sekaligus mencari puteranya, Hasanudin ke Banten. Kala itu Banten masih dikuasai oleh kerajaan Hindu di bawah kekuasaan Kerajaan yang dipimpin Prabu Pucuk Umun.
Baca Juga: 6 Fakta Unik Mengenai Masjid Agung di Banten yang Wajib Kamu Tahu