Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Tangerang, IDN Times - Tangerang Raya merupakan wilayah urbanisasi, di mana berbagai kebudayaan ada di wilayah ini. Hal tersebut juga yang menjadikan Tangerang Raya memiliki berbagai panganan khas daerah yang juga bercampur ba.
Berikut, IDN Times rekomendasikan tempat makan legendaris yang bahkan sudah ada sejak 1950-an. Simak yuk!
Baca Juga: Rekomendasi 6 Restoran di Tangerang, Menunya Sedap!
1. Nasi Uduk Encim Sukaria
Siapa yang suka dengan nasi uduk? Di Tangerang, terdapat tempat makan nasi uduk legendaris, loh. Ialah Nasi Uduk Encim Sukaria yang sudah ada sejak tahun 1960.
Di sini, kamu bisa menikmati nasi uduk lengkap dengan lauk pauk yang melimpah, seperti acar, bihun goreng, semur jengkol, peyek, dan masih banyak lagi. Soal harga per porsinya, mulai dari Rp10 ribu, tergantung dengan banyaknya lauk yang dipilih.
Selain nasi uduk, ada juga nasi ulam yang terbuat dari nasi putih yang dicampurkan dengan ebi, kelapa, dan kacang tanah sangrai. Harga per porsi nasi ulam sekitar Rp12 ribu. Lokasinya berada di Jalan KH.Sholeh Ali, Nomor 90, Sukarsari, Tangerang.
2. Bubur dan Mie Kepiting Hokie
gambar bubur kepiting Hokie (instagram.com/tangerangfoodstrory) Seperti namanya, kedai makan enak di Tangerang ini menjual bubur dengan topping daging kepiting, ayam, hingga telur asin. Selain menu bubur, ada bakmie dengan beragam topping. Ada daging kepiting dan ayam.
Harga per menu bakmi dibanderol mulai Rp25 ribu. Lokasinya berada di Pasar Lama, Jalan Kisamaun Nomor 72, Tangerang. Buka dari pukul 17.00-24.00 WIB.
3. Sate Ayam Haji Ishak
Sate Ayam H. Ishak sudah ada sejak 1954 dan tidak pernah sepi penghujung hingga hari ini. Menyajikan menu sate ayam yang dipadukan dengan bumbu kacang gurih.
Selain sate ayam atau sate telur muda yang tak kalah menggiurkan. Harga per 10 tusuk sate dibanderol dengan harga mulai Rp20 ribu. Lokasinya berada di Jalan Kisamaun Gang Perintis II, Sukasari, Tangerang. Buka dari pukul 15.00-23.00 WIB.
4. Bubur Ayam Koh Iyo
bubur ayam yang disajikan bersama sate ati dan ampela (commons.wikimedia.org/Gunawan Kartapranata) Sudah ada sejak 1966, Bubur Ayam Ko Iyo menawarkan bubur dengan topping yang cukup melimpah. Ada suwiran daging ayam, cakwe, telur, hingga ati ampela.
Menariknya lagi, ada irisan daun selada yang menambah segar semangkuk Bubur Ayam Ko Iyo. Lokasinya berada di Jalan Kisamaun No.159, Sukasari, Tangerang, Kota Tangerang. Buka dari pukul 15.00-00.00 WIB.
5. Ayam Bakar Pak Atok
Ilustrasi ayam bakar (dinneratthezoo.com) Ayam Bakar Pak Atok sudah dirintis sejak tahun 1987. Tempat makan ini menjadi salah satu resto tradisional sekaligus legendaris dengan mengusung konsep Jawa namun menawarkan aneka sajian khas Sunda.
Oleh karena itu, bisa dibilang tempat makan satu ini pun unik karena memadukan dua unsur budaya antara Jawa dan Sunda.
Nah, berbicara soal menu, sajian yang jadi andalan dan recommended buat dipesan ialah ayam bakar sesuai nama warung makan. Menu ini punya ciri khas daging lembut serta cita rasa yang otentik.
Tempat makan ini bisa kamu temui di Jalan HR Rasuna Said, Pondok Jaya, Pondok Aren, Pondok Jaya, Pondok Aren, Pd. Jaya, Kec. Pd. Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten 15220.
6. Warung Pringga
Tempat makan yang selanjutnya ini telah ada sejak tahun 1995 loh, maka dari itu Warung Pringga terbilang restoran legendaris di kawasan Bintaro. Selain Tangerang, resto ini juga memiliki cabang lain di antaranya di Depok dan Jakarta. Jadi, buat kamu yang berada di luar Tangerang tak perlu khawatir karena tetap bisa menikmati dengan mendatangi kedua cabang tersebut.
Di Warung Pringga, kamu dapat mencicipi menu-menu western ala Jepang serta Eropa dengan bujet yang cukup ramah di kantong seperti sushi, spaghetti, beef teriyaki, ju-ju sirloin steak, teppanyaki, dan masih banyak lainnya. Lokasinya terletak di Pd. Jaya, Kec. Pd. Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten 15220.
Baca Juga: Berburu Cita Rasa Timur Tengah di Zibaa Gading Serpong Tangerang
Itulah beberapa rekomendasi tempat makan legendaris versi IDN Times. Apakah kami tertarik mencobanya?
