TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kini Berusia 147 Tahun, Ini Profil dan Fakta Unik Kabupaten Pandeglang

Ada 3 cerita asal-usul nama Pandeglang

Peta Pandeglang (Dok. Bppt.go.id)

Pandeglang, IDN Times - Tepat 1 April ini Kabupaten Pandeglang merayakan hari jadinya yang ke-147. Wilayah paling barat di Provinsi Banten ini merupakan salah satu daerah terbesar di provinsi berjuluk Tanah Jawara ini.

Berikut profil dan fakta-fakta menarik tentang Kabupaten Pandeglang yang dihimpun IDN Times.

Baca Juga: Guru di Pandeglang Diminta Isi Angket Pilkada Pandeglang 2020 

1. Asal-usul nama Pandeglang

Pixabay.com/TiBine

Ada banyak pendapat tentang asal-usul penamaan Pandeglang, namun yang paling terkenal ada tiga, yakni diambil dari kata Pandai Gelang, Paneglaan, dan Pani Gelang.

Pandai Gelang berarti tukang atau tempat menempa gelang. Pendapat dikaitkan dengan legenda cerita rakyat setempat tentang Si Amuk yang konon kabarnya pada zaman Kesultanan Banten, di Desa Kadupandak ada seorang tukang pandai (pandai besi) yang termasyhur pandai.

Sementara yang kedua yakni, Paneglaan yang bermakna tempat melihat ke daerah lain dengan jelas. Hal ini merujuk pada kondisi geografis Pandeglang yang berbukit-bukit tinggi dibanding wilayah lain di Provinsi Banten.

Terakhir, Pani Gelang artinya tepung gelang. Hal itu mengacu pada jatuhnya Banten secara keseluruhan ke tangan Syarif Hidayatullah pada tahun 1527.

2. Tanggal 1 April menjadi hari jadi Pandeglang berdasar keputusan pemerintah kolonial pada 1874

Gedung-gedung yang berlokasi di Kawasan Kota Tua, Jakarta Barat (IDN Times/Besse Fadhilah)

Tanggal 1 April ditetapkan sebagai hari jadi wilayah ini merujuk pada keputusan Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda untuk membagi Kabupaten Pandeglang menjadi beberapa distrik pada 1 April 1874.

3. Begini kondisi alam dan lingkungan Pandeglang

Ilustrasi. Foto suasana pemandangan Gunung Merapi dengan deretan permukiman warga lereng gunung tersebut terlihat dari kawasan Selo, Boyolali, Jawa Tengah. (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

Secara keseluruhan luas wilayah ini mencapai 2.746,90 kilometer persegi (m2). Secara geologi, wilayah Kabupaten Pandeglang termasuk ke zona Bogor yang merupakan jalur perbukitan. Jika dilihat dari topografi, daerah Kabupaten Pandeglang memiliki variasi ketinggian antara 0 hingga 1.778 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Sebagian besar topografi daerah Kabupaten Pandeglang adalah dataran rendah yang berada di daerah Tengah dan Selatan yang memiliki luas 85,07 persen dari luas keseluruhan Kabupaten Pandeglang.

Karakteristik utama Kabupaten Pandeglang adalah ketinggian gunung-gunungnya yang relatif rendah, seperti Gunung Payung 480 mdpl, Gunung Honje 620 mdpl, Gunung Tilu 562 mdpl dan Gunung Raksa 320 mdpl.

Sementara daerah utara Pandeglang dengan luas 14,93 persen dari luas Kabupaten Pandeglang yang merupakan dataran tinggi, yang ditandai dengan karakteristik utamanya adalah ketinggian gunung yang relatif tinggi, seperti Gunung Karang 1.778 mdpl, Gunung Pulosari 1.346 mdpl dan Gunung Aseupan 1.174 mdpl.

Pandeglang memiliki panjang pantai 307 km yang membentang sepanjang pesisir Barat dan selatan kabupaten Pandeglang sampai perbatasan Malingping di Kabupaten Lebak.

Kabupaten Pandeglang dialiri oleh 18 aliran sungai dengan panjang total 835 kilometer. Sungai-sungai tersebut dikelompokan ke dalam tiga Satuan Wilayah Sungai (SWS) yang mencakup seluruh wilayah kabupaten ini, yaitu:

Bagian utara berada di dalam SWS hulu Sungai Ciujung, CIbanten dan Cidanau. Bagian tengah berada di dalam SWS Ciliman-Cibungur. Bagian selatan berada di dalam SWS Ciliman Cibungur.

4. Pusat ekonomi wilayah ini salah satunya di Labuan

Penampakan jalur kereta api Rangkasbitung-Labuan saat masih aktif pada tahun 1970 dan sudah nonaktif pada 2020 (Dok. IDN Times/Istimewa, Dok. Pribadi/Yusril Rizky Pratama)

Pusat perekonomian Kabupaten Pandeglang terletak di dua kota, yakni Kota Pandeglang dan Labuan. Pandeglang juga merupakan pusat pemerintahan kabupaten sementara Labuan menjadi salah satu wilayah pariwisata dan ekonomi kelautan .

Pada zaman kolonial, Labuan bahkan memiliki stasiun kereta api jurusan Labuan-Saketi-Rangkasbitung sampai Tanah Abang Jakarta.

Baca Juga: World Rhino Day, Bagaimana Kondisi Badak Jawa di Ujung Kulon?

Berita Terkini Lainnya