TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah Rizki, SMPN 1 Tangsel Mencari Wifi Demi Belajar Online

Rizki harus tiap hari bolak-balik kantor Camat Serpong

Dok. Warga/Hikmatullah

Tangerang Selatan, IDN Times - Semenjak wabah COVID-19 merebak di Indonesia, pemerintah belum membolehkan para siswa belajar secara normal di sekolah. Siswa dan sekolah masih mengandalkan belajar online. 

Para siswa pun, harus siap sedia paket data internet agar bisa ikut belajar online. Tetapi, tidak semua mampu membeli kuota data internet tersebut.

Baca Juga: 7 Potret Haru Anak-anak di Pelosok Negeri Belajar Saat Pandemik

1. Terpaksa belajar di kantor Kecamatan Serpong

Dok. Warga/Hikmatullah

Seperti yang dialami Muhamad Rizki salah satu siswa kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Kota Tangerang Selatan. Agar bisa ikut belajar online, Rizki harus datang ke Kantor Kecamatan Serpong untuk menumpang sambungan internet secara gratis.

Rizki mulai datang ke Kecamatan Serpong antara pukul 07.30 atau 08.00 WIB. Dia memilih belajar di belakang kantor Kecamatan Serpong tempat penyimpanan barang bekas dan pembuangan sampah.

Pelajar 14 tahun itu memilih tempat tersebut, lantaran sudah terbiasa nongkrong bersama teman-temannya yang juga sama-sama belajar online dengan numpang wifi gratis kecamatan.

2. Rizki gak sanggup beli kuota internet

Ilustrasi uang (IDN Times/Zainul Arifin)

Rizki mengatakan, dia sengaja belajar online di kantor kecamatan itu lantaran tidak sanggup membeli kuota internet.

"Enggak punya paket internet karena enggak ada uang buat beli paket internetnya," kata dia. 

Rizki menyebut berasal dari keluarga yang tidak mampu. Dia merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Ibunya bernama Nur'aini yang sempat ramai diberitakan lantaran tinggal di rumah yang tidak layak huni. Dindingnya hanya triplek dan atapnya dari bambu yang sudah mulai keropos.

Ayahnya, sudah meninggal dua bulan lalu. Sedangkan ibunya, hanya berjualan mi rebus dan kopi dekat runahnya di Kampung Jaletreng, Serpong.

3. Rizki juga sempat kesulitan belajar online karena masalah gadgetnya

Pixabay

Awal pembelajaran online, Rizki mengaku kesulitan lantaran handphone yang ia miliki tidak memadai digunakan belajar online. Akhinya. dia sempat ketinggalan pelajaran. 

Sang ibu pun kemudian meminjam uang ke "bank keliling" Rp200 ribu. Handphone lama, kata dia, dijual. 

"Ditambah sama uang santunan, alhamdulillah bisa beli handphone Xiaomi bekas. Yang penting bisa ikut belajar," beber Rizki.

Pelajar yang hobi bermain futsal itu mengakui, sudah pernah mendapat bantuan kuota dari sekolah berupa kartu perdana 10 GB. "Cuma sekali. Kalau enggak salah bulan September. Sekarang udah habis, gak dipakai lagi. Mau isi kuotanya juga mahal, enggak ada duit," ungkapnya.

Kalau pun bisa beli kuota sendiri, Rizki mengandalkan paket kuota Tri Rp10 ribu, dapat 6GB dan bisa dipakai tiha hari.

"Sebulan paling sekali beli kuotanya. Itu juga kalo ibu lagi ada duit atau dikasih sama teteh," kata Rizki.

Baca Juga: Mau Buka Kelas Tatap Muka, Pengelola Sekolah Wajib Laksanakan Simulasi

Berita Terkini Lainnya