Soal Anggaran Baju Baru, Dewan Minta Wartawan Kritisi Pemkot

Anggaran baju baru DPRD mencapai Rp1,27 miliar

Anggota DPRD Kota Tangerang, Gunawan Dewantoro (IDN Times/Muhamad Iqbal)

Kota Tangerang, IDN Times - Anggota DPRD Kota Tangerang, Gunawan Dewantoro meminta wartawan untuk tidak hanya memberitakan soal anggaran pengadaan baju baru untuk anggota DPRD yang nilai anggarannya mencapai miliaran rupiah. Dia menilai, gaji PNS eselon II di Pemerintahan Kota Tangerang juga perlu dikritisi.

"Sebetulnya seragam ini kan sudah melekat, sebenarnya yang dikritisi angkanya yah. Kita kembalikan lagi dengan kondisi ini apakah teman-teman media juga pernah mengkritisi tukin (tunjangan kinerja) dari pihak eksekutif selama pandemik, itu aja," kata Gunawan saat diwawancarai, Kamis (5/8/2021).

1. DPRD malah minta wartawan kritisi Pemkot Tangerang

Arief R. Wismansyah (tengah) melihat kesiapan SMPN 27 Gebang Raya sebagai RIT khusus pasien COVID-19 gejala ringan (Antaranews)

Gunawan meminta wartawan untuk mengkritisi pejabat Pemerintah Kota Tangerang dan jangan cuma anggota DPRD saja yang dikritisi.

"Jadi tidak dari satu sisi saja, tapi sisi sebelah gimana? Kembali lagi saya mendukung (wartawan) kalo memang ada hal-hal yang ganjil yang harus diberitakan namun, itu kembali lagi harus berimbang dan benar-benar sumber terpercaya," kata Gunawan.

2. Adib: wakil rakyat tak pikirkan rakyatnya

Adib Miftahul, Analis Politik dan Kebijakan Publik Universitas Syech Yusuf (Unis) Tangerang (Dok. Istimewa)

Akademisi dari Universitas Islam Syech Yusuf (UNIS) Tangerang, Adib Miftahul menyoroti pengadaan baju baru bagi anggota DPRD Kota Tangerang. Adib menilai, DPRD Kota Tangerang punya kepekaan terhadap situasi krisis di tengah pandemik COVID-19.

Pernyataan itu ia lontarkan menanggapi pengadaan baju baru anggota DPRD Kota Tangerang senilai Rp1,27 miliar.

3. Apakah anggota DPRD masih punya hati?

Ilustrasi DPRD Kota Tangerang (Facebook: DPRD Kota Tangerang)

Adib menilai mereka, 50 anggota wakil rakyat tak berpikir tentang bagaimana rakyatnya yang kini kesulitan ekonomi di tengah pandemik COVID-19.

"Pertanyaannya, apakah jumlah tersebut masuk dalam kategori wajar dengan tingkat ketimpangan ekonomi saat ini? Ini yang menjadi pertanyaan mendasar saya kira," kata dia.

Baca Artikel Selengkapnya