Kumpulan Cerita Rakyat Banten, Jadi Ingat Masa Kecil Ya

Cerita yang mana yang sering kamu dengar?

Setiap daerah yang ada di Indonesia tentu memiliki cerita rakyat yang berkembang di tengah masyarakat. Cerita yang pada umumnya terus diturunkan kepada anak cucu hingga menjadi sebuah cerita rakyat daerah. 

Provinsi Banten pun memiliki sejumlah cerita rakyat atau dongeng yang diceritakan orangtua kepada anak-anaknya. Ingin tahu lebih jelas simak ulasan Kumpulan Cerita Rakyat Banten di bawah ini, seperti yang disarikan dari berbagai sumber: 

1. Asal-usul nama Tanjung Lesung

Kumpulan Cerita Rakyat Banten, Jadi Ingat Masa Kecil YaDokumentasi Pribadi

Cerita rakyat Tanjung Lesung bercerita tentang seorang Raden Budog yang menjadi salah seorang pengembara yang berpenampilan gagah dan tampan.

Pada satu waktu, Raden Budog yang mengembara bersama kuda dan anjing sedang tidur siang.  Dan dia bermimpi dalam tidurnya tentang gadis yang sangat cantik.

Setelah terbangun, dia bergegas untuk melanjutkan pengembaraan sampai bertemu dengan gadis yang ada di dalam mimpinya.

Dia dengan suka hati mampu menerjang sungai yang begitu deras meninggalkan kuda dan anjingnya karena mendapat firasat jika si gadis sudah dekat dari jangkauannya. Setelah dia tiba di suatu desa, Raden Budog akhirnya menemukan gadis yang bernama Sri Poh Haci yang sedang bermain lesung bersama gadis lain. 

Dan singkat cerita, mereka akhirnya lama-lama menjadi dekat dan menikah.

Hampir setiap kali Sri Poh Haci suka memainkan lesung, Raden Budog melihat dengan begitu antusias. Keantusiasannya menjadikan dirinya ikut belajar bermain lesung sampai melupakan pantangan dilarang memainkan lesung di hari Jumat. 

Akibat kegemarannya ini, Raden Budog akhirnya menjelma menjadi seorang lutung dan lari ke hutan karena malu. Begitu juga dengan Sri Poh Haci, dia sangat malu dengan perubahan Raden Budog dan memilih untuk meninggalkan kampungnya. 

Dan untuk mengenang Sri Poh Haci yang pandai bermain lesung, maka desa tempat tinggalnya dinamai dengan Tanjung Lesung.

2. Asal-usul Cikaputrian

Kumpulan Cerita Rakyat Banten, Jadi Ingat Masa Kecil YaCerita rakyat Banten (https://dongengceritarakyat.com)

Zaman dahulu kala, hiduplah seorang putri raja yang sangat cantik dengan watak yang sangat angkuh. Putri raja ini memaksa ayahnya untuk memberikan hadiah sebuah puri. Sang ayah akhirnya menuruti keinginan sang putri. 

Di dekat puri tersebut ada danau yang digunakan sang putri mandi. Tidak ada seorangpun yang diperbolehkan untuk mandi di sana. Suatu saat sang putri sedang mandi di danau, lalu muncul wanita tua yang menghampiri sang putri. 

Putri merasa sangat terganggu dengan kehadiran wanita tua itu, dia bahkan mencaci maki wanita tua. Lalu wanita tua sangat marah mendengar cacian putri, dia akhirnya mengutuk perlakuan si putri.

Dan tiba-tiba suara petir yang sangat dahsyat menghantam tubuh putri hingga terpental dan berubah menjadi seekor ular hitam yang seram. Sang putri benar-benar sedih melihat tubuhnya, dan akhirnya memilih bersembunyi di bagian dasar danau. 

Karena hal ini, danau itu dinamai Cikaputrian yang memiliki arti sebagai tempat mandi sang putri.

3. Karang Bolong

Kumpulan Cerita Rakyat Banten, Jadi Ingat Masa Kecil YaKarang Bolong, Banten (IDN Times/Ita)

Pada suatu waktu, ada seorang permaisuri raja di Kesultanan Kartasura yang mengalami sakit keras yang membuat raja dan rakyatnya begitu sedih. Penasihat raja memberikan usul agar raja pergi bersemedi untuk memohon kesembuhan bagi sang permaisuri. 

Setelah sekian lama bersemedi, lalu raja mendengar suara yang berbicara menyuruhnya berhenti bersemedi dan mencari bunga karang di Pantai Selatan. Dan raja akhirnya menyelesaikan semedinya dan kembali ke kerajaan. 

Dia menyuruh pekerjanya yang bernama Adipati Surti untuk mencari bunga karang yang terdapat di Karang Bolong. Karang Bolong menjadi sebuah gua yang memiliki banyak bunga karang. 

Saat mencari bunga karang tersebut, Adipati bertemu dengan Suryawati yang memintanya untuk menuju ke bunga karang yang ternyata adalah sarang burung walet, hanya saja Suryawati mengajukan syarat pada Adipati sebelumnya. Syarat tersebut yaitu Adipati Surti harus mau untuk tinggal bersama dengan Suryawati nantinya.

Adipati menyanggupi syarat tersebut dan membawa bunga karang ke hadapan raja. Dengan ajaibnya, permaisuri lalu berhasil pulih. 

Lalu Adipati meminta izin pada raja untuk kembali ke Karang Bolong karena ada seseorang yang menunggunya. Dengan berat hati, akhirnya raja mengizinkan, lalu Adipati dan Suryawati akhirnya hidup berbahagia di Karang Bolong.

Baca Juga: 6 Fakta Unik Mengenai Masjid Agung di Banten yang Wajib Kamu Tahu

4. Prasasti Munjul

Kumpulan Cerita Rakyat Banten, Jadi Ingat Masa Kecil YaPrasasti Munjul (kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Awal mula terbentuknya Prasasti Munjul ini berdasarkan dari cerita penangkapan pemimpin bajak laut dan gerombolannya yang beranggotakan lebih dari lima puluh orang. Kisah ini terjadi di masa Raja Purnawarman. 

Setelah perburuan yang sangat menegangkan, Raja Purnawarman dan panglimanya berhasil menangkap para bajak laut itu dan sampai membunuh pemimpinnya. Dengan keberhasilan yang sangat luar biasa tersebut, prasasti ini lalu dipahat di atas batu andesit oleh raja menggunakan bahasa sansekerta dan huruf palawa.

Nama munjul ini diambil dari daerah di mana prasasti ini ditemukan, yaitu di Desa Lebak, Munjul, Pandeglang, Banten.

5. Pangeran Pande Gelang dan Putri Cadasari

Kumpulan Cerita Rakyat Banten, Jadi Ingat Masa Kecil YaCerita rakyat Banten (dongengceritarakyat.com)

Cerita rakyat satu ini menjadi salah satu legenda yang sangat populer di kalangan masyarakat Banten. Dimana cerita dimulai dari Putri Cadasari yang bersedih karena diancam untuk menerima lamaran dari Pangeran Cunihin. 

Saat sang putri sedang menangis, lalu ada seorang laki-laki yang memikul karung mendekat dan mengenalkan diri sebagai Ki Pande Gelang. Dia ternyata adalah seorang pembuat gelang.

Ki Pande memberikan usul pada sang putri untuk menyuruh Cunihin melubangi batu keramat di pantai selama waktu tiga hari. Puteri Cadasari merasa syarat tersebut terlalu mudah, namun Ki Pande meyakinkan jika syarat tersebut akan membuat Pangeran Cunihin kehilangan kekuatannya. 

Seperti perkiraan sang putri, Cunihin ternyata bisa melubangi batu karang hanya dengan menempelkan tangannya. Ki Pande yang mengambil alih dengan memasangkan gelang besar di lubang tersebut.

Lalu saat Pangeran Cunihin mengajak Putri Cadasari melewati lubang itu, dan tiba-tiba tubuh Pangeran langsung berubah menjadi kakek tua. Sementara itu, Ki Pande justru berubah menjadi laki-laki yang gagah dan tampan. 

Dan akhirnya, Ki Pande Gelang dan Putri Cadasari menikah dan meninggalkan Pangeran Cunihin yang sangat angkuh.

6. Telaga Warna

Kumpulan Cerita Rakyat Banten, Jadi Ingat Masa Kecil YaIlustrasi telaga (Instagram.com/ezytravel)

Awal mula cerita rakyat telaga warna populer di kalangan masyarakat Banten dikisahkan dari sebuah kerajaan. Pada satu waktu, seorang putri raja dilahirkan dan tumbuh menjadi gadis yang cantik dan sangat disayangi oleh anggota kerajaan dan juga rakyatnya. 

Dikarenakan seluruh rakyatnya begitu menyayangi sang putri, dan menjelang usianya yang ketujuh belas, rakyat memutuskan untuk memberikan sebuah hadiah yang menyenangkan hati sang putri.

Setelah sekian lama, akhirnya jadilah sebuah kalung bertatahkan permata dan emas yang kemudian diberikan terlebih dulu pada raja.

Pada hari dimana putri berulang tahun, raja akhirnya memberikan hadiah yang sudah diberikan oleh para rakyatnya kepada sang puteri. Sayangnya, malah sang puteri menolak pemberian dari rakyatnya bahkan tidak sedikit pun sang putri menyentuh hadiah tersebut.

Di saat sang ratu mencoba memasangkan kalung tersebut ke leher putri, malah putri membuang kalung itu. Hal ini tentu saja membuat semua rakyat, raja, dan ratu menangis dan menyayangkan sikap sang putri. 

Dan, tiba-tiba saja lalu muncul sumber air yang berasal dari tempat dibuangnya kalung tersebut. Sumber mata air ini akhirnya meluas dan menjadi danau yang sampai saat ini dikenal dengan nama Telaga Warna.

7. Batu Kuwung

Kumpulan Cerita Rakyat Banten, Jadi Ingat Masa Kecil YaCerita rakyat Banten (Youtube/Dongeng Kita)

Cerita rakyat batu kuwung diawali dengan cerita seorang saudagar kaya yang sangat kikir. Sifat tamak dan kikir dari saudagar ini sangat terkenal sampai ke seorang yang sakti. Orang sakti itu menyamar menjadi pengemis yang pincang. 

Dia memohon bantuan pada si saudagar dan si saudagar akhirnya mengusir si pengemis pincang yang menyamar. Merasa tidak terima dengan perlakuan si saudagar, dan si pengemis mengutuk si saudagar dimana dia akan merasakan rasa lapar dan menderita seperti si pengemis tersebut.

Keesokan harinya, si saudagar bangun dengan kondisi kakinya yang lumpuh. Pada akhirnya dia meminta pertolongan pada banyak tabib, namun tidak ada yang bisa menolongnya. 

Kemudian datanglah si pengemis pincang lalu mengatakan jika semua ini adalah akibat sifatnya yang kikir. Si saudagar akhirnya berucap kalau dia bersedia memberikan seluruh hartanya untuk siapapun yang membutuhkan asalkan dia bisa sembuh.

Mendengar hal tersebut, si pengemis pincang menyarankan si saudagar untuk pergi ke kaki Gunung Karang dan mencari batu cekung. Dia harus bertapa di atas batu tersebut selama 7 hari. 

Lalu, saudagar itu pergi dan dibantu oleh anak buahnya dan dia melakukan pertapaan selama 7 hari. Ajaibnya, setelah 7 hari, batu tersebut mengeluarkan mata air panas. 

Dan si saudagar akhirnya mandi di sumber mata air itu, dan tidak lama kakinya akhirnya pulih. Itulah asal mula sumber mata air panas Batu Kuwung yang sampai saat ini sudah menjadi salah satu objek wisata terkenal di Banten.

8. Gunung Pinang

Kumpulan Cerita Rakyat Banten, Jadi Ingat Masa Kecil YaIlustrasi pantai (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Cerita rakyat Gunung Pinang yang memiliki cerita yang sama dengan cerita Malin Kundang. Kisahnya bermula di sebuah pesisir pantai di Banten, yang mana ada seorang anak bernama Dampu Awang yang tinggal dengan ibunya dalam kondisi yang sangat miskin.

Pada satu waktu, Dampu Awang mendapatkan kesempatan untuk ikut berlayar dengan saudagar kaya. Saat meminta izin pada sang ibu, justru ibunya menolak dengan keras karena takut jika anaknya akan melupakannya nanti.

Namun, Dampu Awang tetap meyakinkan sang ibu bahwa hal itu tidak akan terjadi. Dan dia pun akhirnya diizinkan berlayar.

Selama menjalani masa pelayaran, Dampu Awang menunjukkan sikap yang pekerja keras sampai membuat si saudagar kaya menikahkan Dampu Awang dengan putrinya. Dan tidak lama setelah menikah, mereka mendatangi pesisir pantai yang dekat dengan tempat tinggal Dampu Awang. 

Lalu sang ibu melihat anaknya yang sangat gagah dan menyapanya. Ternyata, Dampu Awang justru berpura-pura tidak mengenal ibunya dan berkata jika ibunya sudah mati.

Sang ibu akhirnya menjadi murka dan memohon kepada Tuhan untuk menghukum Dampu Awang. Seketika petir menyambar dan bumi bergoncang. 

Dan Kapal Dampu Awang tiba-tiba terangkat ke udara dan tertelungkup membentuk seperti gunung. Dan, Dampu Awang dan istrinya ikut menjadi korban yang tidak selamat dari kapal tersebut. 

Dan, akhirnya kisah ini menjadi cikal bakal timbulnya gunung Pinang yang dikenal rakyat Banten sampai saat ini.

Baca Juga: Asal-usul Pegon, Aksara Resmi Kesultanan Banten  

Dari semua cerita itu, mana nih yang sering kamu dengar saat kecil dulu? 

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya