4 Penyebab Anak Memiliki Sifat Membangkang, Salah Pola Asuh?

- Anak membangkang karena kurang perhatian dari orangtua, mencari cara untuk mendapat perhatian
- Kurang kasih sayang membuat anak merasa tidak dihargai, cenderung keras kepala dan menolak aturan
- Polah asuh yang terlalu ketat atau terlalu longgar dapat membuat anak tertekan atau sulit diatur
Anak-anak mungkin kerap menunjukkan sifat membangkang, sulit diatur, hingga keras kepala, sehingga dapat menimbulkan rasa frustasi tersendiri bagi para orangtua. Di balik perilaku membangkang yang dilakukan anak, sebetulnya ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi sikap tersebut, mulai dari lingkungan keluarga, pola asuh, hingga kondisi emosional yang mungkin dimilikinya.
Sifat membangkang ternyata dapat muncul dari berbagai ekspresi diri atau respons terhadap perlakuan yang pernah diterima sang anak. Setidaknya memahami penyebab tersebut dapat membantu orangtua untuk bisa menghadapi dan mengarahkan anak melalui cara yang lebih bijaksana.
Oleh sebab itu, pahamilah deretan penyebab berikut ini mengapa anak bisa memiliki sifat membangkang, seperti dikutip dari psychologytoday.com, healthychildren.org:
1. Kurangnya perhatian dan kasih sayang

Anak yang kurang memeroleh perhatian dari orangtua ternyata akan cenderung mencari cara untuk bisa menarik perhatian, termasuk salah satunya adalah dengan membangkang. Bisa jadi anak memang merasa diabaikan dan berusaha untuk mencari cara dalam memeroleh perhatian orangtua, meski dengan cara yang negatif dan tidak baik.
Kurangnya kasih sayang yang diperoleh anak ternyata rentan membuat mereka jadi merasa tidak dihargai, sehingga membuat karakternya jadi lebih keras kepala dan cenderung mempertahankan pendapat atau justru menolak aturan yang ada. Anak yang mendapatkan perhatian cukup tentu akan lebih kooperatif, sebab merasa didengar, dan juga dihargai oleh orangtuanya.
2. Pola asuh yang terlalu otoriter atau terlalu longgar

Orangtua yang bersikap terlalu keras dan sering menuntut kepatuhan mutlak tanpa memberikan adanya ruang diskusi pada anak ternyata akan membuatnya rentan merasa tertekan atau memberontak. Sebaliknya jika pola asuh yang diberikan oleh orangtua terlalu longgar tanpa memiliki batasan yang jelas, maka akan membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang tidak memiliki rasa tanggung jawab dan cenderung sulit diatur.
Anak membutuhkan keseimbangan tersendiri antara kedisiplinan dan kebebasan, sehingga nantinya mereka dapat memahami aturan tanpa harus merasa dikekang. Jika aturan yang diberikan justru cenderung kaku dan tidak konsisten, maka anak akan menunjukkan perlawanan sebagai bentuk dari penolakan terhadap otoritas yang ada.
3. Faktor lingkungan dan pergaulan

Lingkungan tempat anak tumbuh, termasuk teman sebaya ternyata dapat memberikan pengaruh terhadap sikap yang ditunjukkannya. Jika anak kerap berada di lingkungan yang permisif atau terbiasa melihat sikap membangkang, maka nantinya anak akan menganggap bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang normal dan meniru perilaku tersebut.
Anak yang kerap melihat konflik atau pertentangan di rumah, ternyata bisa mengadopsi sikap serupa, yaitu mudah membangkang. Hal tersebut karena anak belajar dari apa yang dilihatnya, sehingga lingkungan yang positif tentunya sangat penting untuk bisa membentuk perilaku baik pada anak dan tidak sampai mudah membengkang.
4. Kondisi emosional dan perkembangan psikologis

Ada beberapa anak yang ternyata memiliki sifat membangkang karena memang mengalami perubahan emosional atau stres yang tidak bisa diungkapkan dengan baik. Perubahan hormon, masalah dengan teman, hingga tekanan akademik ternyata dapat membuat anak jadi lebih sensitif dan mudah melawan apabila dirasa dengan tidak cocok dengannya.
Anak yang memiliki temperamen kuat sejak kecil atau cenderung lebih sulit dikendalikan, ternyata membutuhkan pendekatan yang jauh lebih sabar.
Sifat pembangkang pada anak sebetulnya merupakan respons dari berbagai hal, yaitu lingkungan, pola asuh, hingga kondisi emosional. Setidaknya memahami penyebabnya dapat membantu anak untuk memiliki karakter yang baik dan tidak mudah membangkang. Bantu anak untuk mengekspresikan dirinya dengan lebih baik tanpa harus membangkang pada orangtua.