6 Strategi Atribusi Agar Hubungan Sehat dengan Pasangan, Simak!

- Perdebatan dalam hubungan bisa diatasi dengan mempertimbangkan atribusi eksternal atas perilaku pasangan, meredam emosi, dan meningkatkan pemahaman serta empati.
- Deep talk penting untuk mendiskusikan kekhawatiran, kesalahpahaman, perasaan, dan niat dalam hubungan romantis agar terhindar dari kesalahan atribusi.
- Pengetahuan tentang cara menjalin hubungan yang sehat, penerapan sifat pemaaf, kerja sama untuk mencapai tujuan bersama, dan saling menceritakan kisah hidup dapat meningkatkan ikatan kuat dalam hubungan.
Tahukan kamu tentang teori atribusi? Teori atribusi pertama kali ditemukan oleh Heider pada tahun 1958. Konsep Teori atribusi pada dasarnya merupakan cara kita mengasumsikan atau menafsirkan mengapa seseorang melakukan suatu perilaku.
Teori ini terdiri dari atribusi internal dan eksternal. Atribusi internal mengartikan bahwa perilaku yang timbul dipengaruhi oleh ciri kepribadian dan kesadaran dari orang tersebut, sedangkan atribusi eksternal, menganggap perilaku yang dilakukan dipengaruhi dari luar atau seseorang terpaksa melakukan perilaku tersebut karena situasi.
Nah, dalam hubungan romantis, teori atribusi juga punya peranan penting. kesalahan atribusi dalam hubungan kerap kali menjadikan hubungan renggang, lho. Misalnya, menganggap kelupaan pasangan sebagai kelalaian situasional, dapat menumbuhkan pemahaman dan empati, hal ini disebut atribusi positif. Sebaliknya, atribusi negatif, seperti menganggap kelupaan sebagai sifat tak peduli, hal itu akan menyebabkan perselisihan. Oleh karena itu, kesalahan atribusi dapat menyebabkan konflik dan persepsi yang menyimpang terhadap karakter pasangan.
Karena itu, kamu perlu tahu nih, strategi untuk menentukan atribusi yang tepat agar kamu punya hubungan yang sehat dan untuk meningkatkan pengertian satu sama lain. Simak ulasannya di bawah ini!
1. Posisikan diri sendiri di posisi pasangan

Hal yang harus kamu lakukan ketika terjadi perdebatan dalam hubungan, coba untuk memosisikan dirimu pada pasanganmu. Hal ini bisa membantumu untuk memahami tindakannya melalui sudut pandangnya.
Dengan begitu, ketika terjadi konflik alih-alih kamu emosi atas perbuatannnya yang tak sesuai dengan kemauanmu, kamu akan mempertimbangkan terlebih dahulu beberapa atribusi eksternal atas perilaku yang ia buat. Sehingga, cara tersebut dapat meredam emosi dan meningkatkan pemahaman serta empati terhadap satu sama lain.
2. Luangkan waktu untuk deep talk dengan pasangan

Deep talk adalah hal yang penting dalam hubungan romantis. Luangkan waktu bersama dengan pasanganmu untuk mendiskusikan hubunganmu. Kamu bisa mendiskusikan tentang kekhawatiran atau kesalahpahaman yang mungkin muncul di kemudian hari.
Hal ini, dilakukan agar kamu dan pasanganmu paham akan niat dan perilaku satu sama lain. Tak hanya itu, kamu juga bisa menyampaikan tentang perasaanmu dengan pasangan. Ingat ya, komunikasi itu penting, jangan sampai kesalahan atribusi karena jarang deep talk membuat hubunganmu retak!
3. Tingkatkan pengetahuan tentang cara menjalin hubungan yang sehat

Punya kemampuan dan pengetahuan tentang cara menjalin hubungan, gak kalah penting untuk menjaga hubungan yang sehat. Bagaimana caranya? yap, kamu bisa sering-sering baca literatur tentang bagaimana menjaga hubungan yang baik dengan pasanganmu.
Dengan pengetahuan yang kamu miliki, kamu akan lebih dewasa dalam bersikap. Hal ini dapat membantumu membentuk gaya atribusi yang sehat.
4. Memaafkan satu sama lain

Manusia tak lepas dari kesalahan. Coba terapkan sifat pemaaf dalam hubunganmu. Ketika pasanganmu melakukan hal yang tak sesuai keinginanmu, kamu bisa pertimbangkan dan pikirkan atribusi eksternal.
Contohnya, ketika pasanganmu telat untuk menjemputmu, kamu tak perlu serta merta menyalahkannya. Namun, coba pikirkan penyebab di luar kendali pasanganmu, hal ini bisa membuatmu paham dan mudah untuk memaafkan kesalahannya.
5. Kerja sama dalam hubungan untuk mencapai tujuan bersama

Bekerja sama dalam hubungan, untuk mencapai tujuan bersama dapat meningkatkan ikatan yang kuat dalam hubungan. komunikasi yang ditimbulkan pun bersifat suportif. Hal ini sangat penting dilakukan untuk meningkatkan atribusi positif, empati, dan menghindari overthinking terhadap perilaku satu sama lain
6. Saling membagikan kisah hidup

Saling menceritakan kisah hidup dan latar belakang satu sama lain, bisa membantu pasangan memahami asal mula perilaku dan sifat masing-masing. Hal ini, dapat dijadikan atribusi yang lebih valid serta meningkatkan rasa empati terhadap satu sama lain. Sesekali ceritakan karktermu dan kehidupanmu kepada pasangan, agar kamu dan pasanganmu bisa mengenal lebih dalam dan terhindar dari perspektif negatif yang menyimpang.
Atribusi bisa meningkatkan atau menurunkan kualitas komunikasi dalam suatu hubungan. Oleh karena itu, dengan strategi di atas kamu bisa lebih paham dan sadar dalam menafsirkan perilaku pasanganmu untuk menuju hubungan yang sehat dan positif.