5 Fakta Warga Gruduk Klaster Karena Protes Toa Masjid di Tangerang

Pengurus Masjid, Abdul Haer menuturkan, kejadian tersebut berawal dari datangnya seorang supir penghuni klaster elite tersebut berinisial MR yang datang ke Masjid Alfudollah. Sang sopir pun meminta pengurus masjid untuk menggeser posisi toa lantaran bosnya merasa terganggu dengan suara toa. 

"Tapi memang tidak ada titik temu karena posisi toa tidak bisa digeser, kemudian dia (supir MR) pulang," kata Abdul. 

Saat MR pulang, banyak warga yang datang ke masjid untuk mempertanyakan kabar mengenai adanya protes tersebut. Lantaran berita yang simpang siur, warga pun terprovokasi hingga menggeruduk klaster tersebut. 

"Tapi sudah klarifikasi dan diselesaikan secara kekeluargaan, karena ada kesalahpahaman informasi yang beredar, jadi sudah selesai sudah tidak apa-apa," jelasnya.

Kapolsek Kelapa Dua, AKP Fredy Yudha mengungkapkan, pihaknya telah melakukan pembubaran pada malam penggerudukan tersebut. Pihaknya pun telah memediasi hal tersebut hingga warga dapat kembali ke rumah masing-masing. 

"Situasi sudah kondusif, kita juga sudah minta klasifikasi ke kedua belah pihak," tuturnya. 

Setelah penggerudukan tersebut, supir MR pun lantas mengaku kepada polisi dan warga bahwa protes mengenai toa masjid tersebut bukan diperintahkan oleh bosnya, namun atas inisiatifnya sendiri.

"Tidak ada disuruh orang lain seperti yang beredar di sosial media," ujar MR. 

Atas perbuatannya tersebut, supir MR pun meminta maaf secara terbuka di depan aparat dan pengurus Masjid Alfudollah. 

"Ke depannya saya berhati-hati dalam bertutur kata dan akan mendukung semua program yang ada di Curug Sangereng," katanya.