Alih Fungsi Rawadanau Disebut Jadi Penyebab Banjir di Serang

- Alih fungsi kawasan terjadi sejak 1995
- Rawadanau jadi kawasan strategis buat Padarincang
- BBKSDA bakal membangun sumur resapan dan rehabilitasi kawasan
Serang, IDN Times – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat menduga banjir yang kerap melanda Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, berkaitan erat dengan menurunnya fungsi resapan air di kawasan Cagar Alam Rawadanau karena ada ribuan kawasan hektare beralih fungsi jadi pertanian.
Kepala Seksi Wilayah I Serang BBKSDA Jawa Barat, Mufti Ginanjar, mengatakan Rawadanau yang berada di tengah Daerah Aliran Sungai (DAS) Cidanau mengalami tekanan serius akibat perubahan tutupan lahan, terutama aktivitas pertanian di dalam kawasan konservasi.
“Penggarapan sawah di dalam kawasan cagar alam itu kan kegiatan ilegal. Luasnya sekitar 1.000 hektare dan ini menyebabkan Rawadanau yang seharusnya menyerap air menjadi tidak optimal karena berubah menjadi sawah,” kata Mufti, Rabu (24/12/2025).
1. Alih fungdi kawasan terjadi sejak 1995

BBKSDA mencatat, berdasarkan analisis citra satelit sejak 1995 hingga 2025, aktivitas pertanian di kawasan Cagar Alam Rawadanau terus bertambah. Selain persawahan, di wilayah hulu DAS Cidanau juga ditemukan lahan tanaman sayuran yang turut berkontribusi terhadap meningkatnya limpasan air permukaan.
Menurut Mufti, kawasan hulu DAS idealnya memiliki tutupan lahan berupa hutan atau setidaknya agroforestri. Kondisi tersebut penting untuk menahan air hujan agar tidak langsung mengalir ke wilayah hilir.
“Supaya air tidak langsung menjadi aliran limpasan, tetapi bisa terserap ke dalam tanah. Itu yang sebetulnya paling penting untuk Rawadanau,” ujarnya.
2. Rawadanau jadi kawasan strategis buat Padarincang

Ia menambahkan, posisi geografis Kecamatan Padarincang yang berada di sekitar Rawadanau membuat wilayah tersebut sangat rentan terdampak ketika daya tampung dan resapan danau menurun.
"Padahal, kawasan di sekitar Rawadanau idealnya memiliki sempadan yang bebas dari pembangunan maupun aktivitas intensif," katanya.
3. BBKSDA bakal membangun sumur resapan dan rehabilitasi kawasan

Ke depan, BBKSDA mendorong pemulihan fungsi hidrologis Rawadanau melalui sejumlah langkah jangka panjang. Salah satunya dengan pembangunan sumur resapan di kawasan terbangun dengan luas mencapai sekitar 300 hektare.
Selain itu, rehabilitasi kawasan melalui penanaman vegetasi juga direncanakan untuk mencegah erosi sekaligus mengurangi limpasan air permukaan.
“Intinya bagaimana memastikan air hujan yang turun di daerah tengah itu bisa terserap ke tanah, bukan langsung mengalir dan menyebabkan banjir,” kata Mufti.

















