TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pemkot Serang Bantah Yuli Meninggal Akibat Kelaparan  

Diagnosa awal, Yuli diduga menderita sakit jantung

Yuli (memakai masker) semasa hidup (IDN Times/Dok.warga)

Kota Serang, IDN Times - Juru bicara (jubir) penanganan COVID-19 Kota Serang, Hari Pamungkas membantah penyebab meninggalnya seorang warga bernama Yuli akibat tak makan dua hari, imbas pandemik virus corona atau COVID.

Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, korban diduga menderita sakit jantung. Meski demikian pihaknya belum memastikan penyebab pasti meninggalnya Yuli karena masih menunggu hasil visum.

"Kalau dilihat dari gejala klinisnya sakit jantung berdasarkan keterangan puskesmas yang menangani yang bersangkutan," kata Hari saat dikonfirmasi, Selasa (21/4).

Baca Juga: Sempat Viral karena Tidak Bisa Makan Dua Hari, Yuli Meninggal

1. Keluarga Yuli sudah ter-cover jaringan pengamanan sosial

IDN Times/Khaerul Anwar

Kisah Yuli yang juga ibu empat anak yang diduga kelaparan sempat viral di media sosial. Yuli dikabarkan tak makan selama dua hari dan hanya mengonsumsi air isi ulang pada Jumat (17/4). Sehari setelah kisah Yuli viral, Wali Kota Serang Syafrudin mengaku sudah menugaskan Dinas Sosial Kota Serang untuk memberikan bantuan sembako. 

Kemudian, lanjut Syafrudin, banyak juga bantuan lain dari para relawan dan unsur Muspika Kecamatan. Namun, pada Senin (20/4) kemarin sore, kondisi Yuli tiba-tiba drop dan pingsan.

Nahasnya, ia meninggal dunia di perjalanan saat menuju puskesmas. Padahal, pagi hari masih terlihat sehat dan tidak mengeluh sakit apapun.

"Jadi saya kira kesimpulannya almarhumah bukan meninggal kelaparan," tutur Syafrudin.

2. Lurah dan camat diminta pantau semua kondisi masyarakat

Wali Kota Serang, Syafrudin (Dok. Istimewa)

Akibat peristiwa tersebut, Syafrudin memerintahkan seluruh lurah dan camat untuk mengontrol seluruh kondisi masyarakat sehubungan pandemik virus corona. Dia pun menghimbau kepada RT/RW dan masyarakat ikut aktif melaporkan ke Pemkot, jika ada warga yang kesulitan.

"Takut ada yang seperti ini lagi. Kami akan buat surat edaran," katanya.

Baca Juga: [LINIMASA] Wabah COVID-19 Hantui Warga Banten

Berita Terkini Lainnya