Sianida dan Merkuri, Zat Kimia Berbahaya yang Dipakai Para Gurandil
Penambang liar pakai sianida dan merkuri untuk murnikan emas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banten, IDN Times - Penambang emas ilegal atau gurandil di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) menggunakan bahan zat kimia merkuri dan sianida yang berbahaya, untuk proses mengolah memurnikan emas. Dalam jumlah tertentu, kedua senyawa itu bisa menyebabkan kematian pada manusia.
Berdasarkan penelusuran IDN Times di lokasi, para penambang liar diduga kuat membuang air sisa olahan emas yang sudah tercampur kedua zat berbahaya itu ke Sungai Ciberang. Padahal, air sungai tersebut sering dipakai masyarakat sekitar untuk mencuci dan mandi.
Lalu, apa dampaknya bagi kesehatan jika zat merkuri dan sianida ketika masuk ke tubuh manusia?
Baca Juga: Alasan Gurandil Lebak Gunakan Sianida untuk Olah Emas
1. Merkuri bisa sebabkan kanker
Merkuri atau air raksa (hydrargyrum/Hg) merupakan logam berat yang umumnya digunakan pada termometer non digital. Merkuri dilarang digunakan untuk menjadi bahan pengolahan emas karena berbahaya bagi kesehatan manusia. Salah satu dampak yang ditimbulkan ketika terpapar merkuri adalah munculnya kanker
"Merkuri dapat menyebabkan toksisitas, antara lain gangguan fungsi hati dan ginjal, gangguan syaraf hingga memicu kanker," kata Puguh Wijanarko, Staf Bidang Penindakan BBPOM kepada IDN Times, Sabtu (8/2).
Baca Juga: Gurandil Tambang Emas di Lebak Merasa Diperlakukan Bak Teroris