TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sianida dan Merkuri, Zat Kimia Berbahaya yang Dipakai Para Gurandil

Penambang liar pakai sianida dan merkuri untuk murnikan emas

IDN Times/khaerul anwar

Banten, IDN Times - Penambang emas ilegal atau gurandil di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) menggunakan bahan zat kimia merkuri dan sianida yang berbahaya, untuk proses mengolah memurnikan emas. Dalam jumlah tertentu, kedua senyawa itu bisa menyebabkan kematian pada manusia. 

Berdasarkan penelusuran IDN Times di lokasi, para penambang liar diduga kuat membuang air sisa olahan emas yang sudah tercampur kedua zat berbahaya itu ke Sungai Ciberang. Padahal, air sungai tersebut sering dipakai masyarakat sekitar untuk mencuci dan mandi.

Lalu, apa dampaknya bagi kesehatan jika zat merkuri dan sianida ketika masuk ke tubuh manusia?

Baca Juga: Alasan Gurandil Lebak Gunakan Sianida untuk Olah Emas 

1. Merkuri bisa sebabkan kanker

Merkuri dalam bentuk cair (Wikimedia.org/Bionerd)

Merkuri atau air raksa (hydrargyrum/Hg) merupakan logam berat yang umumnya digunakan pada termometer non digital. Merkuri dilarang digunakan untuk menjadi bahan pengolahan emas karena berbahaya bagi kesehatan manusia. Salah satu dampak yang ditimbulkan ketika terpapar merkuri adalah munculnya kanker

"Merkuri dapat menyebabkan toksisitas, antara lain gangguan fungsi hati dan ginjal, gangguan syaraf hingga memicu kanker," kata Puguh Wijanarko, Staf Bidang Penindakan BBPOM kepada IDN Times, Sabtu (8/2).

2. Bagi tubuh manusia, sianida adalah racun yang bisa menyebabkan gagal napas hingga kematian

ilustrasi racun (Pixabay/qimono

Sianida umumnya digunakan untuk campuran insektisida atau pembunuh serangga dan pestisida atau pembunuh hama tikus. Sianida merupakan senyawa yang bersifat racun abi tubuh manusia--sekalipun dalam dosis kecil.

"Karena dapat menyebabkan tubuh tidak dapat menggunakan oksigen untuk proses pembentukan energi. Gejala keracunannya yaitu mual, muntah, sakit kepala, denyut jantung melambat, kerusakan paru, gagal napas hingga neninggal,"  jelas Puguh.

Baca Juga: Gurandil Tambang Emas di Lebak Merasa Diperlakukan Bak Teroris 

Berita Terkini Lainnya