TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tenaga Medis RSUD Banten Mengeluh Insentif Belum Cair 

Tak bisa memberi nafkah anak dan istri

Dok.Yankes RUSD Banten

Serang, IDN Times - Tenaga medis yang menangani pasien corona atau COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banten mempertanyakan pencairan insentif yang dijanjikan Pemerintah provinsi Banten.

Sebab, insentif yang dalam kesepakatan awal cari per tanggal 25 tersebut tak kunjung diterima oleh tenaga medis.

Baca Juga: Tenaga Medis RSUD Banten Dapat Insentif Hingga Rp75 Juta

1. Sudah satu bulan setengah, insentif tak kunjung cair

Dua orang paramedis saling membantu dalam mengenakan pakaian dan alat pelindung diri (APD) sebelum bertugas menangani pasien COVID-19 di Ciputra Hospital, Jakarta, Kamis (30/4/2020) ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Seorang Tenaga Medis RSUD Banten mengatakan, dia merupakan tenaga medis yang biasanya praktik di tempat lain. Sejak adanya COVID-19 dan RSUD Banten ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan,  dia diminta untuk membantu penanganan pasien di RSUD Banten.

" Ditelepon juga oleh kepala dinas untuk membantu," kata salah satu dokter yang enggan disebutkan namanya, Jumat (8/5).

Dalam awal kesepakatan tenaga medis berikut pegawai lain yang bertugas di RSUD Banten bakal mendapatkan insentif. Diinformasikan bahwa standar satuan harga (SSH) insentif yang diterima akan beragam tergantung posisinya. Misalnya, dokter akan mendapatkan insentif senilai Rp 50 juta, perawat Rp 20 juta, dan dokter spesialis Rp 75 juta.

Hingga satu bulan setengah dia menjalankan tugas, insentif yang dijanjikan belum juga diterima. "Yang saya ingin tanyakan di sini, kami sudah berjalan satu bulan setengah, kita sudah memberikan pelayanan terbaik untuk pasien," ujarnya.

2. Tak bisa beri nafkah istri sejak tugas di RSUD Banten

Petugas medis memberikan tanda cinta dari dalam ruang perawatan pasien COVID-19 yang baru saja diluncurkan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Kamis (30/4/2020) ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Insentif sangat berarti untuk tenaga medis, utamanya untuk memenuhi kebutuhan anak dan istri yang ditinggalkan bertugas. Sebab, selama bertugas dia menjalani karantina dan tak pernah bertemu dengan anak istri.

"Saya dijamin untuk tempat tinggal iyah, saya dijamin untuk biaya makan di sini (tempat karantian) iyah, tapi saya tidak ada jaminan untuk memberikan hak-hak kepada istri dan anak saya," katanya.

Baca Juga: Cerita Perawat RSUD Banten: Kerja 8 Jam Tanpa Makan Karena Pakai APD

Berita Terkini Lainnya