TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Waspada Bencana, BPBD: Ratusan Kecamatan di Banten Rawan Banjir 

Masuk musim hujan, warga diminta lebih waspada dan hati-hati

Genangan banjir di kawasan Pasar Induk Rau, Serang, Banten, Selasa (14/9/2021). (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Serang, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten menyebutkan, hampir seluruh kecamatan di wilayahnya rawan terjadi banjir seiring sudah mulai masuknya musim hujan.

Berdasarkan data peta rawan bencana, dari 155 kecamatan, yang ada di Banten, sebanyak 125 kecamatan dinyatakan rawan bencana banjir. Penyebabnya yakni alih fungsi lahan dan penebangan hutan dihulu sungai. 

"Semua kabupaten/kota di Banten semua berpotensi bencana banjir," kata Kepala BPBD Banten Nana Suryana, Rabu (15/9/2021).

Baca Juga: Seorang Remaja Terseret Arus Banjir Kota Serang

1. Peta wilayah rawan banjir dan longsor

Genangan banjir di kawasan Pasar Induk Rau, Serang, Banten, Selasa (14/9/2021). (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Nana Suryana mengatakan, potensi bencana banjir hampir di semua kabupaten/kota Banten. Sedangkan wilayah dengan potensi longsornya tinggi ada Lebak, Pandeglang, Kabupaten Serang, dan Kota Cilegon. 

Adapun rincian wilayah yang rawan banjir yang berada di 8 kabupaten/kota di Banten itu, Kabupaten Tangerang sebanyak 22 kecamatan; Kabupaten Serang 19 kecamatan; Pandeglang 20 kecamatan, dan Lebak 28 kecamatan. Selanjutnya, untuk di Kota Tangerang sebanyak 13 kecamatan; Kota Cilegon sebanyak 7 kecamatan; Kota Serang 3 kecamatan; dan Kota Tangerang Selatan 13 kecamatan. 

"Kalau tidak ditangani serius, meminimalisir risiko, setiap hujan deras pasti akan terjadi banjir," katanya.

Baca Juga: Drainase Buruk Juga Jadi Faktor Penyebab Banjir di Rangkasbitung

2. Banjir saat terjadi ini karena drainase buruk dan hutan gundul

Dok. BPBD Lebak

Menurut Nana, banjir di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak,  yang terjadi saat ini disebabkan buruknya drainase. Hal ini juga banyaknya perubahan alih fungsi lahan, seperti sempadan kali yang dibangun rumah dan bangunan lainya, serta drainase yang kurang lancar akibat sampah.

Begitu pun yang terjadi di Kota Serang. "Karena ini kawasan perkotaan, sudah banyak permukiman warga, ini akibat drainase yang kurang lancar, " katanya.

Sementara itu, untuk banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang hal ini diduga akibat gundulnya hutan yang ada di hulu sungai.

"Banjir yang terjadi di Lebak biasanya cepat surut, berbeda dengan di Tangerang itu bisa satu minggu," tuturnya.

Baca Juga: Seorang Petani di Lebak Tewas Terseret Arus Banjir di Lebak 

Berita Terkini Lainnya