TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

World Rhino Day, Bagaimana Kondisi Badak Jawa di Ujung Kulon?

10 tahun, populasi badak jawa ditarget bertambah 20 persen

Tangkapan layar presentasi Webinar

Pandeglang, IDN Times - Tahukah kamu, 22 September diperingati sebagai World Rhino Day loh setiap tahunnya. Nah, Indonesia memiliki spesies badak yang sangat langka, yakni badak jawa.

Salah satu tempat konservasi badak jawa adalah Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK)---terletak di bagian paling barat Pulau Jawa, Kabupaten Pandeglang, Banten. Nah, beberapa waktu lalu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengumumkan kabar baik dengan kelahiran dua individu badak jawa di TNUK.

Satu berjenis kelamin jantan dan satu betina. Badak jantan diberi nama Luther, merupakan anak kedua dari Sinta. Lalu badak betina diberi nama Helen, merupakan anak ketiga dari Ramona. Hingga saat ini total ada sebanyak 74 individu populasi badak jawa di TNUK.

Baca Juga: [VIDEO] Langka, Badak Jawa Tertangkap Kamera Sedang Mandi Lumpur

1. Ditargetkan populasi badak jawa bertambah 20 persen selama 10 tahun ke depan

Youtube/Kementerian LHK

Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon Anggodo mengatakan, pihaknya optimis populasi badak jawa akan terus bertambah dan menargetkan peningkatan populasi sebesar 20 persen dalam sepuluh tahun ke depan.

Berdasarkan monitoring Balai TNUK, populasi badak jawa sampai Agustus 2020 tercatat sebanyak 74 individu terdiri dari 40 jantan dan 34 betina, dengan komposisi umur terdiri dari 15 adalah individu anak dan 59 lainnya merupakan klaster usia remaja-dewasa.

"Kita pun ingin menjadikan TNUK salah satu pusat pembelajaran konservasi badak jawa di dunia," kata Anggodo dalam Webinar peringatan World Rhino Day, Selasa (22/9/2020).

2. Habitat badak jawa di TNUK masih relatif baik

Taman Nasional Ujung Kulon (ommons.wikimedia.org/Achmad Soerio Hutomo)

Dia menjelaskan, habitat satwa purba di semenanjung Ujung Kulon masih relatif cukup baik sehingga masih mampu berkembang biak. Dimana kekayaan tanaman pakan badak untuk keberlangsungan hewan langka itu.

"Saat ini kita sedang optimalisasi rumput dan mengedukasi masyarakat untuk menjaga badak. Lalu pembuatan pagar disemenanjung Ujung Kulon mengantisipasi bencana alam letusan Krakatau dengan memperluas jelajah badak ke wilayah timur," katanya.

Baca Juga: Pandeglang Masuk Zona Hijau, Wisata Ujung Kulon Segera Dibuka

3. Ujung Kulon satu-satunya habitat badak jawa

pulausangiang.com

Pengamanan habitat badak bercula satu dari gangguan internal dan eksternal atau bencana alam, kata Anggodo, menjadi salah satu tantangan Balai TNUK dalam rangka menjaga populasi badak jawa.

"Kematian satu anak badak saja akan menjadi kehilangan dunia. Karena hanya ada satu di dunia. Jangan sampe kaya badak di sabah Malaysia yang sudah punah," katanya.

Berita Terkini Lainnya