TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Walkot Serang Sebut Asosiasi PTS Tak Setuju Ada Kampus Berbiaya Murah

APTISI: Ini bukan persaingan bisnis

IDN Times/Khaerul Anwar

Serang, IDN Times - Rencana pembangunan kampus Universitas Pamulang (Unpam) di Kota Serang mendapat penolakan dari Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Provinsi Banten.

Perwakilan dari APTISI sempat melakukan audiensi dengan Wali kota Serang, Syafrudin, untuk meminta dia menjadi mediator antara APTISI dengan pihak Unpam. Mediasi dilakukan agar tidak ada ketimpangan biaya kuliah antara Unpam dengan perguruan tinggi swasta (PTS) lainnya yang ada di Kota Serang.

Baca Juga: Wabah COVID-19, Unpam Tunda Sidang Wisuda Ribuan Mahasiswa 

1. Wali Kota: APTISI keberatan biaya kuliah Unpam yang terbilang murah

Sumber: Unpam.ac.id

Wali Kota Serang Syafrudin, mengatakan bahwa APTISI merasa keberatan dengan kehadiran Unpam yang menerima mahasiswa baru dengan biaya sebesar Rp150 ribu per bulan, tanpa ada biaya lainnya.

"Kalau kita melihat ke belakang dan ke depan, yah tentunya dengan berdirinya Unpam ini justru puluhan perguruan tinggi lainnya akan hancur ini. Karena yang lain mungkin secara logika tidak masuk akal dengan biaya yang sedikit itu," ujarnya, Selasa (16/3/2021).

2. Wali Kota: akan ada pembatasan fakultas dan standarisasi biaya kuliah

Ilustrasi Uang Rp75000 (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Pemkot pun ingin memediasi APTISI dengan Unpam, meskipun kewenangan untuk mengatur perguruan tinggi merupakan tugas pemerintah pusat.

"Tapi secara kewilayahan itu, kami harus bertanggung jawab. Bahwa perguruan tinggi yang ada di Kota Serang itu harus tetap ada dan bertambah. Jangan sampai ada yang dikorbankan setelah adanya Unpam. Saya menginginkan agar Unpam jalan, perguruan tinggi yang lain jalan juga," katanya.

Salah satu solusi yang mungkin dapat diberikan, yakni kampus Unpam yang ada di Kota Serang dibatasi untuk membuka beberapa jurusan saja. Selain itu, Unpam juga diminta  melakukan standardisasi biaya untuk Unpam agar tidak timpang dengan PTS lainnya.

Baca Juga: Kisah Sulitnya Mahasiswa Tunanetra Akses Kuliah Online 

Berita Terkini Lainnya