Frugal Living Bantu Milenial Mencapai Finansial Lebih Cepat

Tangerang Selatan, IDN Times – Gaya hidup hemat atau frugal living semakin banyak diterapkan oleh Generasi Z sebagai strategi dalam mengelola keuangan.
Satu yang telah menjalani gaya hidup ini adalah Wiku Makara, seorang Gen Milenial asal Bintaro, Tangerang Selatan, yang mulai menerapkan frugal living sejak menjadi mahasiswa, sekitar 12 tahun lalu.
“Dampaknya cukup besar bagi kehidupan saya, terlebih perencanaan keuangan saya bisa lebih matang dan bisa meraih rencana-rencana kehidupan secara finansial dengan lebih cepat, seperti pembelian aset, pendidikan, dan modal usaha,” kata Wiku, kepada IDN Times, Minggu (30/3/2025).
1. Lahir di keluarga membuat Wiku mudah memutuskan jalan hidup

Sejak kecil, Wiku lahir dari keluarga yang berkecukupan dan sudah merasakan berbagai kemewahan. Namun, ia kemudian memilih untuk menjalani gaya hidup lebih hemat.
“Waktu kecil kebetulan lahir dari keluarga yang alhamdulillah berkecukupan dan sepertinya sudah agak puas merasakan all the fancy things, dan ada when I choose to be frugal I can see sisi lain yang mungkin gak kelihatan dari cara hidup sebelumnya and I got many friends,” ungkapnya.
2. Hidup frugal bantu capai tujuan finansial lebih cepat

Menurut Wiku, bagi sebagian besar Gen Milenial, frugal living bukan sekadar menekan pengeluaran, tetapi juga membantu mereka mencapai tujuan finansial lebih cepat.
Dengan lebih bijak dalam mengelola uang, mereka dapat lebih fokus pada investasi, tabungan, serta perencanaan masa depan yang lebih stabil.
3. Frugal living jadi strategi keuangan Generasi Z dan Sandwich

Gaya hidup hemat atau frugal living semakin menjadi perhatian dalam pengelolaan keuangan di Indonesia. Dua penelitian terbaru mengungkapkan bahwa konsep ini tidak hanya berdampak pada Generasi Z, tetapi juga berperan penting bagi generasi sandwich yang menghadapi tekanan finansial lebih besar.
Dalam penelitian berjudul Frugal Living: Perspektif Generasi Z Melalui Pendekatan Kualitatif yang dilakukan oleh Naimatul Hasanah dan Nuril Badria (2024) dari Universitas Islam Malang, dijelaskan bagaimana Generasi Z memahami dan menerapkan frugal living dalam kehidupan sehari-hari.
“Generasi Z memiliki kesadaran yang cukup tinggi terhadap pentingnya mengelola keuangan dengan bijaksana. Mereka mengaitkan frugal living dengan keberlanjutan dan tanggung jawab sosial,” tulis Hasanah dan Badria dalam penelitian mereka.
Namun, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh Generasi Z dalam menerapkan gaya hidup hemat. Salah satunya adalah pengaruh lingkungan sosial dan media sosial yang mendorong budaya konsumtif.
“Godaan konsumsi tinggi, seperti diskon besar-besaran dan tren gaya hidup di media sosial, sering kali menjadi hambatan bagi Generasi Z dalam menerapkan pola hidup hemat,” lanjut penelitian tersebut.
Selain itu, keputusan finansial mereka juga sangat dipengaruhi oleh teman sebaya. “Akses luas terhadap informasi di media sosial serta tekanan dari lingkungan pertemanan menjadi faktor yang mempengaruhi pola konsumsi Generasi Z,” tambah para peneliti.
Sementara itu, dalam penelitian berjudul Pengaruh Pendapatan dan Gaya Hidup Frugal Living dalam Pengambilan Keputusan Financial Freedom (Studi Kasus pada Generasi Sandwich) oleh Nandita Sekar Salsabila dan Elisabeth Yansye Metekohy (2024) dari Politeknik Negeri Jakarta menyoroti peran frugal living dalam membantu generasi sandwich mencapai kebebasan finansial.
Generasi sandwich adalah kelompok yang secara finansial harus menopang kehidupan orang tua sekaligus anak-anak mereka. Beban finansial yang cukup besar membuat mereka harus lebih cermat dalam mengatur keuangan.
“Pendapatan dan penerapan frugal living memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan keuangan generasi sandwich,” tulis Salsabila dan Metekohy dalam penelitian mereka.
Menurut penelitian ini, salah satu strategi yang digunakan oleh generasi sandwich adalah membatasi pengeluaran yang tidak perlu dan fokus pada kebutuhan utama.
“Dengan menerapkan prinsip frugal living, generasi sandwich dapat mengurangi tekanan finansial dan lebih mudah mencapai stabilitas ekonomi,” ungkap penelitian tersebut.