Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Hasil Ekspedisi Patriot Akan Jadi Landasan Bisnis Koperasi Merah Putih

20250826_111407.jpg
Tim Ekspedisi Patriot mulai berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)
Intinya sih...
  • Output dari Tim Ekspedisi Patriot akan diintegrasikan ke Korporasi daerah
  • Output dari Tim Ekspedisi Patriot akan ada di berbagai aspek tergantung potensi wilayah
  • Pengawasan akan langsung dilakukan oleh Menteri dan Wakil Menteri
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tangerang, IDN Times - Wakil Menteri Transmigrasi, Viva Yoga Mauladi mengungkapkan, hasil penelitian Tim Ekspedisi Patriot nantinya akan menjadi landasan dari unit bisnis Koperasi Merah Putih dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di 154 kawasan transmigrasi. Hal tersebut, agar unit bisnis yang akan dijalankan di kawasan tersebut sudah berbasis penelitian yang nyata.

"Sehingga nanti akan kami integrasikan dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan pengembangan ekonomi di kawasan transmigrasi," kata Wamen Viva Yoga saat melepas Tim Ekspekdisi Patriot di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (26/8/2025).

1. Output dari Tim Ekspedisi Patriot juga akan diintegrasikan ke korporasi daerah

20250826_111355.jpg
Tim Ekspedisi Patriot mulai berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Selain itu, output dari Tim Ekspedisi Patriot juga akan diintegrasikan ke korporasi-korporasi yang sudah berprestasi di kawasan transmigrasi tersebut. Hal tersebut akan melalui proses perumusan kembali untuk reformulasi evaluasi.

"Targetnya Desember sudah selesai dan kami akan membangun sebuah sistem usaha bersama yang cocok untuk kelembagaan ekonomi di kawasan transmigrasi," jelasnya.

2. Output dari Tim Ekspedisi Patriot akan ada di berbagai aspek, tergantung potensi wilayah

20250826_111459.jpg
Tim Ekspedisi Patriot mulai berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Wamen Vivo menuturkan, dari 2 ribu orang yang terlibat untuk disebar ke 154 wilayah transmigrasi, terdapat 42 guru besar, 358 lulusan S-3 doktoral, 846 lulusan S-1 dan S-2, dan 754 orang merupakan mahasiswa S-1 yang terdiri dari multidisiplin keilmuan dari 7 universitas ternama di Indonesia dan juga 17 universitas daerah.

"Jadi diharapkan, dengan mereka diterjunkan ke kawasan transmigrasi untuk melakukan riset, penelitian dan pemetaan wilayah, tentang potensi ekonomi yang bisa dikembangkan untuk pemberdayaan masyarakat dan pengembangangan produk unggulan dikawasan transmigrasi," tuturnya.

Selain itu, penelitian juga ditujukan untuk mencari kebutuhan primer dari masyarakat setempat. Kebutuhan tersebut, akan disampaikan dan diajukan untuk dicarikan solusi perbaikannya.

"Misalnya infrastruktur apa, lalu aspek Pendidikan, Kesehatan itu apa, nanti ditulis detail secara ilmiah dan logis, lalu kemudian kita ambil beberapa hal yang nanti bisa jadi rekomendasi kebijakan di dalam buat program-program kementerian transmigrasi selanjutnya," ungkapnya.

Apalagi, lanjut Wamen Vivo, di tahun 2026 mendatang pihaknya akan menerjunkan Transmigrasi Patriot yakni para mahasiswa S-2 dan S-3 yang dibiayai negara untuk melihat hasil dari Tim Ekspedisi Patriot saat ini. Diharapkan, Tim Ekspedisi Patriot ini benar-benar bisa bekerja dan memberikan hasil untuk produk data, informasi yang valid, yang bisa diakurasi di lapangan dalam rangka riset, pemetaan ekonomi, sosial budaya.

"Nanti bisa dikembangkan kementerian lain dalam penataan pembangunan nasional di kawasan transmigrasi," jelasnya.

3. Pengawasan akan langsung dilakukan oleh menteri dan wakil menteri

20250826_111511(0).jpg
Tim Ekspedisi Patriot mulai berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Sementara itu, Velix Vernando Wanggai, Direktur Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi mengungkapkan, untuk pengawasan agar program tersebut berjalan maksimal, Menteri dan Wakil Menteri Transmigrasi akan memantau langsung melalui sistem Patriot Connect. Di mana, akan ada pertemuan mingguan dengan ketua tim.

"Setelah itu ada pertemuan-pertemuan yang bersifat kawasan, Pak Wamen di tingkat misalnya konsolidasi kawasan kluster Kalimantan kluster Sulawesi, Sumatera sehingga bisa updating," tuturnya.

Selain itu, pembinaan dan pendampingan juga akan dilakukan, baik dari level pembina di kampus dengan para rektor, lalu dengan para ketua tim yang mayoritas profesor dan doktor. Adapun, rencana pertemuan pertama di akhir September untuk bisa memantau semua aspek supaya kesiapan personel dari sisi aksesibilitas dari sisi respon dari pemerintah daerah maupun pihak terkait.

"Untuk dalam konteks tadi persiapan secara personal kemudian dari sisi konsepsi kemudian selama 4 bulan sudah ada kegiatan-kegiatan eksisting ekonomi yang kemudian kami harus menjadi jembatan ke outtaker, pemodal, atau mencari pasar yang lain," jelasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ita Lismawati F Malau
EditorIta Lismawati F Malau
Follow Us