Banten Daerah Peringkat ke-6 Terbanyak Kasus Sifilis

Kadinkes klaim 95 persen pasien sudah menjalani pengobatan

Serang, IDN Times - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat Provinsi Banten menjadi salah satu daerah penyumbang kasus sifilis atau raja singa tertinggi di Indonesia. Banten sendiri berada peringkat ke-6 terbanyak kasus penyakit kulit dengan 1.145 kasus.

Sementara untuk lima daerah teratas, yakni Provinsi Papua 3.864 kasus, Jawa Barat 3.186 kasus, DKI Jakarta 1.897 kasus, Papua Barat 1.816 kasus, dan Bali - 1.300 kasus.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Janji Lanjutkan Program Jokowi di Banten 

1. Angka meningkat setelah petugas gencarkan skrining

Banten Daerah Peringkat ke-6 Terbanyak Kasus Sifilisilustrasi tes sifilis (unsplash.com/National Cancer Institute)

Menanggapi data tersebut, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti mengatakan, peningkatan kasus sifilis karena mulai genjarnya kegiatan skrining sifilis atau deteksi dini di masyarakat. Hal itu dilakukan untuk mencegah penularan penyakit sifilis.

"Secara program lebih bagus karena semakin banyak yang ditemukan maka langsung di lakukan pengobatan sifilis sehingga tidak menularkan ke orang lain," kata Ati saat dikonfirmasi, Senin (29/5/2023).

2. Sebesar 95 persen penderita sudah ditangani atau proses pengobatan

Banten Daerah Peringkat ke-6 Terbanyak Kasus SifilisIDN Times/khaerul anwar

Disampaikan Ati, dari ribuan kasus penyakit sifilis yang ditemukan. Mayoritas penderita yang terdata sudah mendapat penanganan dan pengobatan secara khusus oleh Dinkes Banten.

'Dari kasus Sifilis 1.145 yang ditemukan tahun 2022 di Provinsi Banten, 95 persen nya sudah dilakukan pengobatan sifilis," katanya.

3. Mayoritas penderita di Banten masih kategori dini

Banten Daerah Peringkat ke-6 Terbanyak Kasus Sifilisilustrasi Treponema pallidum, bakteri penyebab sifilis (commons.wikimedia.org/CDC/ Dr. David Cox)

Mantan Direktur Utama (Dirut) RSUD Kota Tangerang itu menjelaskan, dari temuan kasus di Banten. Terbanyak penderita masih dalam kategori sifilis primer atau dini.


"Jadi dengan pengobatan lebih awal diharapkan tidak menjadi siflilis lanjut," katanya.

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya