Harga Daging Sapi Mahal, Para Pedagang di Banten Akan Mogok Jualan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Serang, IDN Times - Pedagang daging di Provinsi Banten akan melakukan aksi mogok jualan, pekan depan. Hal tersebut dilakukan merupakan aksi protes terhadap harga daging yang terus naik.
Ketua Gabungan Pengusaha Pedagang Daging (Gappenda) Provinsi Banten Aeng MZ mengatakan, sekitar 400 pedagang daging sapi di Banten siap menggelar aksi mogok jualan.
"Kami masih musyawarah kapan akan melakukan mogok jualan belum diputuskan, apakah barengan dengan wilayah Jabodetabek hari Senin atau setelahnya. Yang jelas kami akan mogok," tutur Aeng saat dikonfirmasi, Kamis (24/2/2022).
Baca Juga: Sejumlah Bahan Pokok di Kabupaten Tangerang Merangkak Naik
1. Di rumah pemotongan, harga daging sudah mencapai Rp125 ribu
Aeng menjelaskan, aksi mogok jualan itu merupakan bentuk protes kenaikan harga daging sapi sejak dua pekan lalu di tingkat rumah pemotongan hingga perusahaan penggemukan.
Saat ini, pedagang menilai, harga daging di rumah pemotongan sudah tinggi, yakni mencapai Rp125 ribu per kilogram (kg).
"Kalau kita jual Rp130-Rp150 konsumennya mampu atau gak? yang ada pada ngeluh, pada ngejerit," tuturnya.
2. Selama ini para pedagang mengaku merugi
Meski harga naik, namun, disampaikan Aeng, selama ini para pedagang tetap menjual dengan harga normal. Keuntungan yang tipis tidak bisa menutup biaya operasional.
Kenaikan itu dinilai cukup tinggi hingga mencapai Rp20 ribu per kilogram.
"Tingginya harga pedagang rugi, selama satu, dua bulan rugi terus, karena kita belinya mahal baik impor maupun lokal," katanya.
3. Pemerintah minta mengatur kembali HET
Gappenda meminta pemerintah pusat dan dinas terkait untuk segera kemali mengatur harga eceran tertinggi (HET) daging di pasaran. Mengingat, harga dari distributor sudah melambung tinggi sementara HET masih Rp130 ribu per kilogram.
"Kita akan ikut dengan HET. Tapi, kalau HETnya rendah dinas perdagangan bisa menekan kepada feedloter agar menekan harganya," katanya.
Baca Juga: Perajin Tahu Tempe: Maaf, Kami Puasa Produksi