Pemprov Batalkan Kuota untuk Siswa, Anggota DPRD: Harus Komitmen Dong
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Serang, IDN Times - Anggota Komisi V DPRD Provinsi Banten Furtasan Ali Yusuf meminta Pemerintah daerah berkomitmen dengan janji untuk memberikan bantuan kuota internet siswa SMA/SMK selama mengikuti belajar secara online.
Semenjak wabah virus corona atau COVID-19 mulai penyebar ke berbagai daerah di Indonesia, pemerintah memutuskan kegiatan di sekolah untuk memutus mata rantai penularan.
"Harus komitmen dong dan jelas bantu masyarakat agar belajar daring bisa terselenggara dengan baik," kata Furtasan saat dikonfirmasi, Jumat (18/9/2020).
Baca Juga: Pemprov Banten Batal Berikan Bantuan Kuota Internet Siswa, Kenapa?
1. Menyiapkan infrastruktur jaringan internet di daerah luring
Selain untuk segera menunaikan janji program bantuan kuota internet, Furtasan pun meminta pemerintah daerah berkordinasi dengan pihak provider untuk memasang perangkat jaringan internet di daerah luar jaringan (Luring) seperti di daerah pegunungan mengingat pandemik COVID-19 belum bisa dipastikan kapan berakhir.
"Termasuk jaringan. kuota ada, tapi infrastruktur (jaringan) di gunung belum ada. Di samping penuhi kuota, tapi infrastruktur juga harus dibangun," katanya.
2. Anggaran bantuan kuota internet siswa sebesar Rp11 miliar batal disalurkan
Pemprov Banten batal menyalurkan bantuan kuota internet kepada siswa SMA/SMK setelah usulan dalam APBD Perubahan senilai Rp11 miliar yang dianggarkan melalui mekanisme dana utang dari pemerintah pusat. Namun, PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) selaku BUMN Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang memberikan pinjaman tidak menyetujui.
"Karena kan dana pinjaman pusat yang senilai Rp4 triliun lebih itu, hanya diproyeksikan untuk pemulihan ekonomi," katanya.
3. Kuota menjadi kebutuhan penting saat siswa belajar daring
Semenjak awal pandemik COVID-19, Pemrov Banten telah mencanangkan bantuan kuota internet untuk para siswa selama menjalankan belajar daring, karena adanya keluhan dari orangtua siswa terkait kemampuan membeli kuota internet di tengah pembatasan aktivitas sosial.
Kuota internet menjadi hal penting bagi kesuksesan program pembelajaran jarak jauh atau PJJ.
Baca Juga: 7 Potret Haru Anak-anak di Pelosok Negeri Belajar Saat Pandemik