TV Analog Dimatikan, Warga Tangerang Ngeluh Sinyal Digital Gak Lancar

11 Nov 2022, 18:00 WIB

IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Kabupaten Tangerang, IDN Times - Pemerintah pusat resmi mematikan siaran televisi (TV) analog per 3 November 2022. Meski siaran digital sudah berjalan hampir 2 minggu, banyak masyarakat yang mengeluhkan sinyal siaran yang tak lancar.

Sumiati (30) salah satu warga Kosambi, Kabupaten Tangerang mengaku, rela membeli set top box (STB) demi bisa menonton TV. Namun, ternyata saat digunakan sinyal siaran TV tak lancar.

"Saya beli STB 200 ribu rupiah, tapi ternyata engga lancar, kayak kaset macet," ujar Sumiati, Jumat (11/10/2022).

1. Warga tak dapat STB dari pemerintah

Seorang pedagang memperlihatkan set top box (STB) merek Pioline yang dijual seharga Rp180 ribu. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Sumiati mengungkapkan, hingga siaran TV analog benar-benar hilang, dia tak pernah didata untuk mendapatkan STB gratis dari pemerintah.

"Kemarin pas udah beberapa hari mati TV-nya baru ada yang nanya, kaya pendataan gitu soal STB, tapi kan saya udah beli, buat apa punya dua, terus katanya juga yang didata belum ada yang dapat, jadi kebanyakan udah beli sendiri," jelasnya.

2. Warga juga keluhkan banyak stasiun TV yang hilang

IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Sementara itu, Sherly (25) warga Tigaraksa, Kabupaten Tangerang juga menyatakan hal yang sama. Bahkan, beberapa stasiun TV pun hilang setelah beralih ke digital.

"MNC Grup engga ada, sinyal stasiun TV lain ilang-ilangan, bisa 15 detik nunggu baru ada lagi gambarnya, nanti beberapa menit gitu lagi," jelasnya.

Anehnya, kata Sherly, stasiun TV milik pemerintah, yakni TVRI, sangat lancar. "TVRI mah lancar jaya, malah ada TVRI nasional, TVRI daerah, sama TVRI internasional," tuturnya.

3. Warga ganti antena untuk dapat banyak siaran stasiun TV

Ilustrasi tayangan siaran televisi digital. (Tim Komunikasi Publik dan Edukasi Migrasi TV Digital)

Lantaran sinyal yang jelek dan siaran yang sedikit, dirinya pun rela membeli antena lain yang lebih mahal agar bisa menonton TV seperti biasa.

"Pas masih pake antena yang lama cuma dapet 4 chanel, udah gitu sekarang juga masih suka ngelag (ngadat)," ujar Isty (23), warga lainnya.

Ia pun berharap, dengan penghentian TV analog, pemerintah harusnya sudah siap dengan infrastrukturnya, agar masyarakat yang sudah membeli STB bahkan mengganti TV-nya dengan smart TV tetap bisa menikmati hiburan.

"Kadang untuk orang kampung, TV itu satu-satunya hiburan loh, ada ibu-ibu atau bapak-bapak petani yang tidak punya handphone, engga bisa nonton YouTube, ya hiburannya cuma TV," ungkapnya.