Tips Pengajuan KPR Agar Disetujui, untuk Gen Z dan Milenial Nih

- Generasi Z dan milenial dominasi pembelian rumah pada tahun 2024, dengan 36 persen harga rumah di bawah Rp1 miliar dan 31 persen harga rumah di bawah Rp2 miliar.
- Pertimbangkan faktor eksternal seperti kebutuhan rumah, kemampuan finansial, dan riset terkait pengembang perumahan sebelum membeli hunian.
- Pilih bank dengan kredibilitas yang bisa diandalkan, teliti pembiayaan yang akan diambil, dan pastikan syarat administrasi KPR dipenuhi agar disetujui oleh bank.
Tangerang, IDN Times - Generasi Z dan milenial mendominasi pembelian rumah pada tahun 2024. Hal tersebut diketahui dari pengajuan akun kredit baru di perbankan swasta, Bank Central Asia (BCA).
"Animo gen Z masih tinggi, terlihat dari bookingan tahun 2024, sebanyak 36 persen harga rumah di bawah Rp1 miliar dan 31 persen harga rumah di bawah Rp2 miliar," kata Direktur BCA, Haryanto T Budiman, Kamis (20/2/2025).
Apakah kamu termasuk kelompok ini dan ingin memiliki rumah sendiri? Simak tips-tips memilih pengembang dan agar disetujui bank berikut ya.
1. Calon pembeli wajib melengkapi dokumen pribadi, seperti data diri dan penghasilan

Welly Yandoko, EVP Consumer Loan BCA mengatakan, meski rumah dengan harga Rp2 miliar dicari konsumen, Welly tak memungkiri banyaknya developer yang tidak memperhatikan kelengkapan dokumen hingga berakibat adanya permasalahan dokumen rumah tersebut sehingga merugikan konsumen.
Pertama, calon pembeli harus memperhatikan faktor eksternal seperti kebutuhan rumah seperti apa yang ingin dibeli, apakah rumah tapak atau apartemen. Selain itu, calon pembeli harus mengukur kemampuan finansial diri, sebelum memutuskan membeli sebuah hunian.
"Misalnya punya budget berapa? Income saya yang affordable berapa? Baru melangkah ke faktor lain," jelasnya.
Jika telah mengetahui kapasitas diri, calon pembeli sebaiknya melakukan riset terkait pengembang yang diincar perumahannya. Misalnya, terkait dokumen tanah apakah sengketa, lalu luas tanah dan bangunan harus sama dengan dokumen tertulis, baru menentukan pembiayaannya.
"Lalu juga kurasi bank apa yang ingin dituju, harus tahu bank ini punya kredibilitas yang bisa diandalkan, jangan sampai ketika cicilan sudah lunas dan akan mengambil dokumen malah bermasalah," tuturnya.
Jika telah yakin dengan bank yang akan dipilih, calon pembeli juga harus memilih dengan teliti pembiayaan yang akan diambil, misalnya saja penawaran bunga, tenor, hingga sistem pelunasan sebelum waktunya.
"Dengan suku bunga yang ditawarkan harus hitung masuk gak ke budget, apakah ada variasi produk, generasi kekinian tentunya harus bisa mengukur kapasitas keuangannya, lalu lihat promo," jelasnya.
2. Tips KPR disetujui bank

Meski telah yakin memilih sebuah bank untuk mengajukan KPR, sayangnya pengajuan calon pembeli belum tentu diterima oleh pihak bank tersebut. Untuk itu, Welly juga memberikan tips agar KPR bisa disetujui oleh bank.
"Secara umum memang ada beberapa kondisi dan syarat yang harus dipenuhi agar disetujui," kata Welly.
Pertama, calon pembeli harus melengkapi syarat administrasi, seperti dokumen pribadi, dokumen sumber penghasilannya seperti slip gaji dan jika pengusaha dokumen bukti omzet.
"Jika lengkap, lanjut siapkan dokumen dari jaminan yang mau dibeli itu sendiri, dokumen lengkap harus valid dalam artian harus sesuai kondisi sebenarnya," jelasnya.
Nantinya, pihak bank akan melakukan verifikasi lebih lanjut terkait besarnya angsuran, di mana angsuran perbulan harus sesuai dengan penghasilan calon pembeli. Sehingga, penghasilan tersebut akan cukup untuk membayar seluruh cicilan.
"Lalu juga dokumen jaminan, karena memang kita melakukan pengecekan lebih lanjut, nilainya memenuhi marketable dan bisa mengcover pinjaman diajukan atau tidak," jelasnya.
3. Tren memiliki rumah tapak meningkat usai COVID-19

Welly mengatakan, meningkatnya segmen generasi milenial dan gen Z dalam membeli rumah tapak terjadi sejak COVID-19 melanda Indonesia. Pandemik tersebut, membuat masyarakat tidak lagi membeli rumah berdasarkan lokasi, melainkan harga.
"Sekarang ke rumah tapak lagi, ketika diprediksi market terdiam atau stagnan sesaat namun ternyata tidak, malahan terjadi ledakan penetrasi di perumahan harga Rp500 juta hingga 1,5 miliar menjadi 50 persen dan sekarang 60-75 persen," jelasnya.