TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Lansia di Tangerang Bertaruh Nyawa di Tengah Banjir Demi Cucunya

Sang cucu mengalami kelainan jiwa kabur saat dibawa ke posko

IDN Times/Candra Irawan

Tangerang, IDN Times - Rina (60) dan Mi'ing (70), warga Teluknaga, Kabupaten Tangerang, masih bertahan di rumahnya yang terendam banjir setinggi 30 sentimeter, Sabtu (4/1). Pasangan kakek dan nenek tersebut bertahan untuk menemani cucu mereka bernama Abdullah (23), yang diduga mengidap gangguan mental.

Rina dan Mi'ing bertahan di rumah mereka sejak Rabu (1/1) kemarin, atau sejak awal banjir yang bersumber dari luapan Sungai Cisadane merendam permukiman RT03 RW07 Kampung Suka Damai Desa Pangkalan, Kecamatan Teluknaga. Keputusan bertahan untuk menemani cucu mereka itu bukan tanpa risiko, karena banjir pada Rabu kemarin setinggi dada orang dewasa.

Baca Juga: Sungai Cisadane dan Cimanceuri Meluap, 7 Desa di Tangerang Terendam 

1. Mereka bertahan di atas tumpukan meja dan bangku

IDN Times/Candra Irawan

Sebenarnya, mereka bertiga pada banjir hari pertama sempat dievakuasi ke posko pengungsian di Desa Pangkalan, namun Abdullah tiba-tiba menghilang dari posko. Mendapati sang cucu tidak ada, kakek dan nenek tersebut berupaya mencari Abdullah.

Mi'ing dan Rina juga nekat kembali ke rumah hanya untuk mencari Abdullah, beruntung keputusan itu membuahkan hasil. Abdullah berada tepat di atas bangku yang tengah mengambang di atas genangan banjir, dia terbaring dan tubuhnya meringkuk karena kedinginan. Abdullah terus dibujuk Mi'ing dan Rina untuk kembali ke posko, namun dengan kondisi kejiwaan yang kurang stabil, bujukan itu gagal hingga akhirnya mereka bertiga bertahan dengan menumpukan meja dan bangku sampai melebihi permukaan air.

"Ya bertahan di sini, bapak tumpukin bangku sama meja itu. Kita bertiga di atas supaya tidak tenggelam. Dia (Abdullah) enggak mau dievakuasi, karena dia cuma tahunya rumah ini saja," jelas Rina kepada IDN Times.

2. Beruntung keberadaan mereka diketahui warga

IDN Times/Candra Irawan

Keesokan harinya, lanjut Rina, ada warga yang menyadari keberadaan mereka yang bertahan di dalam rumah. Warga tersebut sempat meminta mereka bertiga untuk kembali ke posko, namun lagi-lagi Abdullah enggan beranjak dari rumah mereka.

"Sampai bertahan hari ini, kita dikasih bantuan makanan dan lain-lain sama warga dan petugas," ujarnya.

3. Tiga tahun lalu Abdullah masih dalam kondisi normal

IDN Times/Candra Irawan

Pengamatan IDN Times di rumah Mi'ing dan Rina yang tampak sangat sederhana itu, genangan air masih menggenangi lantai rumah tersebut setinggi mata kaki. Ada tiga kamar, di salah satu kamar terdapat Abdullah. Dia tengah tidur di atas kasur yang basah, Abdullah juga terlihat memeluk bantal guling kapuk dengan kondisi yang lembab dan tampak gelap. Dia tidak banyak bicara maupun bergerak ketika neneknya dan IDN Times menyapa.

Tiga tahun silam, berdasarkan pengakuan Rina, Abdullah dalam kondisi baik, tumbuh kembang seperti pada anak seusianya. Ia pun bekerja di salah satu perusahaan di wilayah Kosambi, Kabupaten Tangerang. Namun, selepas Abdullah berhenti bekerja, kondisinya mulai memburuk, dan ia diduga mengalami gangguan jiwa.

"Sejak itu dia enggak pernah keluar rumah, apalagi keluar kamarnya. Pernah minta uang jajan, saya kasih, pas dikasih uangnya sudah tidak ada dan dia tidak jajan. Terus mau merokok, saya kasih juga, tapi malah rokoknya dibuang," ungkapnya.

Baca Juga: Blusukan ke Wilayah Banjir, Bupati Tangerang Janji Akan Bantu Warga

Berita Terkini Lainnya