Sate Saikoro Hingga Ayam Pop Jadi Menu Makanan Pasien RS di Tangerang

- Sate saikoro dan ayam pop menjadi menu rumah sakit untuk pasien
- Chef Esach menciptakan 3 menu enak dengan kandungan gizi yang sesuai
- Proses penciptaan resep sulit, namun Chef Esach berharap pasien bisa tetap makan enak selama dirawat
Tangerang, IDN Times - Makanan pasien rumah sakit identik dengan rasa hambar dan minim bumbu sehingga kerap kali terasa kurang nikmat. Bahkan, banyak pasien yang meminta menu makanan dari luar agar nafsu makan meningkat. Hal tersebut tentunya berisiko terhadap kesembuhan pasien.
Melihat hal tersebut, salah satu rumah sakit swasta di Tangerang, Mandaya Royal Hospital Puri Tangerang menggandeng Chef Esach Rifky, finalis Masterchef Indonesia season 2 untuk menciptakan menu makanan pasien yang enak namun tetap tidak mengesampingkan kandungan gizi.
"Sebenarnya ini juga berasal dari pengalaman saya selama berjuang melawan Kanker Getah Bening, ketika dirawat di rumah sakit, saya kangen masakan-masakan enak," kata Chef Esach, Minggu (14/12/2025).
1. Sate saikoro hingga ayam pop bisa jadi menu rumah sakit untuk pasien

Chef Esach menuturkan, ada 3 menu yang akhirnya ia pilih untuk bisa disediakan kepada pasien di Mandaya, yakni Sate Rempah Saikoro Salsa with Cajun Butter Rice, Nasi Ayam Pop with Crispy Kale, dan Nasi Goreng Siram Kepiting. "Ketiga menu itu saya pilih karena memang comfort food, gampang diterima, dan biasanya dikangenin saat sakit," kata Chef Esach.
Setiap menu, kata dia, memiliki rasa khas tersendiri. Di mana, biasanya menu sate tidak pernah disajikan untuk pasien rumah sakit, namun ia berupaya menciptakan menu sate yang sesuai dengan kriteria gizi dari ahli gizi.
"Sate saikoronya tidak saya bakar langsung dengan arang, namun saya pan sear, lalu karena sama sekali tidak boleh ada cabai jenis apapun, saya ganti dengan sambal salsa berisi tomat dan nanas, sehingga ada rasa segar untuk meningkatkan nafsu makan," jelasnya
Sementara, untuk menu ayam pop yang biasanya disajikan dengan sambal pedas, ia menggantinya dengan tomat yang dihaluskan, sehingga menimbulkan warna merah cantik layaknya ayam pop di rumah makan khas Padang.
"Awalnya saya mau pakai kerupuk, namun ahli gizi tidak memperbolehkan, sehingga untuk tekstur garing saya sandingkan dengan crispy kale," tuturnya.
Terakhir, untuk menu nasi goreng siram kepiting, spesial dibuat karena pengalamannya saat sakit yang ingin makanan yang gurih namun sedikit berkuah. Kuah siram pun disertai dengan sayur-mayur khas capcai dengan daging kepiting yang sudah dihaluskan sehingga berbaur dengan kuah kentalnya.
2. Proses penciptaan resep cukup sulit, karena harus sesuai dengan ahli gizi

Chef Esach menegaskan, proses penciptaan resep tersebut tak serta merta disetujui. Namun, melalui proses seleksi ketat. Ia harus menuliskan resep usai mencoba memasak menu yang direncanakan, lalu diajukan ke tim dokter ahli gizi Mandaya Royal Hospital.
"Beberapa kali bahan-bahan saya ditolak, kadang saya pakaikan sedikit agar bisa terasa seperti aslinya, tapi tetap dokter ahli gizi tidak memperbolehkan," ungkapnya. Hingga setelah beberapa kali merombak resepnya, ahli gizi pada akhirnya menyetujui resep dari 3 menu yang dia ciptakan tersebut.
"Setelah disetujui pun, tim dokter ahli gizi tetap melakukan test food, jadi dicoba dulu, setelah setuju baru kami launching," katanya.
3. Chef Esach berharap, para pasien di Mandaya bisa tetap makan enak selama dirawat

Dengan terciptanya 3 menu tersebut, Chef Esach berharap, pejuang sehat yang masih menjalani perawatan di Mandaya Royal Hospital Puri bisa merasakan makan enak, namun tetap sesuai dengan kriteria ahli gizi untuk penyembuhan. Pasalnya, jika pasien bahagia maka proses penyembuhan juga akan semakin cepat.
"Seperti saya yang berhasil survive dari kanker getah bening, saya berharap perjalanan panjang teman-teman pejuang kanker lain juga bisa segera menemui kesembuhannya, meskipun sulit namun saya percaya tidak ada hal yang tidak mungkin," kata dia.


















