Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

3 Tips Bijak Hadapi Stigma Kesehatan Mental

ilustrasi wanita fokus (unsplash.com/unsplash+)
Intinya sih...
  • Kesehatan mental penting untuk kualitas hidup dan fisik.
  • Mitos dan stigma tentang kesehatan mental masih banyak di masyarakat.
  • Informasi tentang jenis gangguan mental perlu diketahui untuk mengurangi stigma.

Kesehatan mental menjadi hal krusial yang penting diperhatikan oleh setiap orang. Pasalnya seseorang dengan mental yang sehat akan berpengaruh juga pada kondisi fisik serta kualitas hidup.

Melansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kesehatan mental dan fisik merupakan komponen yang sama pentingnya dari kesehatan secara keseluruhan. Misalnya depresi, bisa meningkatkan risiko berbagai jenis masalah kesehatan fisik maupun mental.

Meskipun demikian, kondisi mental seseorang bisa naik turun karena beberapa faktor. Sayangnya pembahasan masalah kesehatan mental masih sering dianggap tabu dan menimbulkan stigma. Misalnya ketika seseorang konsultasi ke psikolog sering dianggap memiliki gangguan jiwa. Padahal jika stigma tersebut terus berlanjut, hal itu bisa menimbulkan dampak yang lebih fatal.

Berikut tiga tips bijak hadapi stigma tentang kesehatan mental. Jangan di skip, ya!

1. Berbagi cerita tentang masalah kesehatan mental nyata yang pernah kamu rasakan ke orang terdekat

ilustrasi wanita bersedih (unsplash.com/unsplash+)

Faktanya meski sebenarnya banyak yang aware, mitos mengenai kesehatan mental masih sering kamu dengar di masyarakat luas. Misalnya seseorang yang mengalami depresi, sering dianggap kurang iman. Padahal, kondisi psikologi tidak sesederhana yang kamu pikirkan. Sebab setiap orang memiliki pengalaman hidup yang berbeda-beda.

Maka untuk menghadapi stigma tersebut, kamu bisa memulai dari diri sendiri. Misalnya dengan meningkatkan kesadaran bahwa masalah kesehatan mental merupakan hal yang wajar dan bukan sebuah aib.

Lalau bagaimana implementasinya? Salah satunya yaitu dengan berbagi cerita tentang masalah kesehatan mental yang pernah kamu alami ke orang terdekat. Seperti dengan bercerita tentang kondisi stres yang bisa terjadi karena berada di bawah tekanan, ketidakpastian hidup, dan lainnya. Semua itu tidak ada kaitannya dengan kurangnya iman atau mental yang lemah.

2. Memberikan informasi bahwa masalah kesehatan mental bervariasi dan ada tingkatannya

ilustrasi mendapat saran (unsplash.com/LinkedIn Sales Solutions)

Disadari atau tidak, informasi tentang kesehatan mental lambat berkembang karena kentalnya stigma di tengah masyarakat. Yang paling umum yaitu ketika seseorang konsultasi ke psikolog atau berbicara tentang masalah kesehatan mental, sering dianggap gila. Akibatnya orang malas mencari informasi tentang penyakit ini, sebab belum apa-apa sudah memberikan label atau stigma.

Padahal kalau kamu mau mencari informasi, masalah kesehatan mental tidak hanya sejenis, tetapi bervariasi dan ada tingkatannya. Misalnya Stress Pasca-Trauma (PTSD), Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), serta gangguan kecemasan, tentu memiliki jenis dan faktor penyebab berbeda. 

Maka dari itu, untuk mencegah mispersepsi akan hal ini, mencari informasi tentang jenis-jenis gangguan mental ini penting dilakukan. Bukan hanya untuk menghapus stigmanya biar tidak terus berlanjut, tetapi untuk mengubah mindset diri sendiri agar lebih waspada, tidak sembarangan diagnosis, dan mencari penanganan yang tepat, serta mampu lebih berempati.

3. Mempelajari kehidupan orang-orang yang memiliki masalah kesehatan mental

ilustrasi melihat video (unsplash.com/volodymyr proskurovskyi)

Tips bijak ketiga menghadapi stigma tentang kesehatan mental yaitu dengan mempelajari kehidupan orang-orang yang memiliki masalah kesehatan mental. Hal ini bisa dimulai misalnya dengan mempelajari kisah public figure atau dengan  menonton channel khusus yang membahas kesehatan mental. Dari sini kamu akan sedikit paham mengenai apa itu gangguan kesehatan mental, bagaimana mereka menghadapi serta berjuang melawannya, dsb.

Mengutip American Psychiatric Association, penelitian substansial menunjukkan bahwa mengetahui atau melakukan kontak dengan seseorang yang mengalami gangguan kesehatan mental merupakan salah satu cara terbaik untuk mengurangi stigma. Individu yang bersuara dan berbagi cerita dapat memberikan dampak positif. Salah satunya yaitu mengubah sudut pandang bahwa penyakit mental bukan hal yang menakutkan, lebih nyata, serta dapat diterima.

Faktanya, menghadapi stigma tentang masalah kesehatan mental bukan perkara yang mudah. Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi, seperti ketidaktahuan atau misinformasi, kurangnya pemahaman, dsb. Maka untuk menghapus stigma tersebut, kamu bisa memulai dengan langkah kecil terlebih dahulu. Salah satunya mendengarkan dan membantu mereka yang memiliki masalah kesehatan mental.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ita Lismawati F Malau
EditorIta Lismawati F Malau
Follow Us