Nanotech dan Yayasan Wakaf di Tangsel Latih Dhuafa Bekerja di Jepang

Mereka diberi pelatihan sebelum diberangkatkan

Tangerang, IDN Times - PT Nanotech Indonesia Global Tbk, bekerjasama dengan Yayasan Sahabat Wakaf Indonesia di Tangerang Selatan (Tangsel) berkomitmen meningkatkan kesejahteraaan kelompok masyarakat miskin (dhuafa). Caranya, pembekalan pengalaman bekerja di Jepang.

Diharapkan, setelah berpengalaman kerja di negeri Sakura tersebut, taraf ekonomi dan etos kerja penerima manfaat dapat meningkat lebih baik. 

Baca Juga: Terduga Teroris di Tangsel Dikenal Sebagai Gitaris Tongkrongan

1. Program ini sambut Indonesia emas 2030

Nanotech dan Yayasan Wakaf di Tangsel Latih Dhuafa Bekerja di JepangJokowi tinjau food estate di Kalimantan Tengah (Dok. IDN Times/Biro Pers Kepresidenan)

Komisaris Utama Nanotech Indonesia Global Tbk, Nurul Taufiqu Rochman, menegaskan, perlunya transfer ilmu pengetahuan, teknologi dan disipin bekerja masyarakat Indonesia di Jepang, dalam menghadapi tahun emas dengan ekonomi terkuat dunia di tahun 2030 mendatang. 

"Bagaimana sih bisa merasakan produktivitas yang tinggi, etos kerja yang sangat bagus dan perlu untuk Indonesia yang akan menyongsong tahun emas dengan tingkat perekonomian terkuat di dunia di tahun 2030 pada urutan ke-7," kata Taufiqu Rochman dalam keterangan tertulis, Minggu (27/3/2022).

Presiden Direktur PT Nanotech Indonesia Global Tbk, Suryandaru menjelaskan, dipilihnya negara Jepang, sebagai negara tujuan karena kemajuan teknologi dan disiplin kerja yang luar biasa. Pekerja yang diberangkatkan ke Jepang dari Indonesia, juga merupakan pekerja dengan keahlian tertentu (skill worker). 

"Kita selama ini melihat orang keluar negeri itu TKW, Tenaga kerja kasar. Kita ingin yang diberangkatkan memiliki skill, karena Jepang itu 20 samai 30 tahun lebih maju daripada kita. Kita ingin anak muda kita bisa masuk ke 14 sektor penempatan: industri, otomotif, keperawatan, pertanian, food industries. Jadi ke sana itu dalam rangka mengunjungi masa depan," ungkap Suryandaru. 

Pihaknya berharap, dengan bekal pengalaman bekerja di Jepang, sebagai tenaga kerja berkeahlian. Warga Negara Indonesia (WNI) yang dipekerjakan itu bisa kembali dengan membawa pengalaman kerja atau menjadi tekno prenuer dengan kedisiplinan yang bagus. 

"Pas kembali ke Indonesia setelah bekerja di sana 3 sampai 5 tahun, mereka akan mempunyai etos kerja yang baik. Karena biasanya orang yang habis bekerja dari luar negeri mempunyai etos kerja yang baik, punya kegigihan bekerja,"jelasnya.

Suryandaru menerangkan, sebelum diberangkatkan ke Jepang, para tenaga berkeahlian itu, menjalani masa persiapan paling cepat 6 bulan atau paling lama 1 tahun. 

"Kualifikasinya minimal pelajar SMA, berjasmani baik, paling penting penguasaan bahasa Jepang minimal lulus ujia kemampuan bahasa Jepang N4. Karena dengan sudah menguasai bahasa, selanjutnya nanti tinggal penempatan sesuai dengan passion mereka," terang dia.

2. Nanotech mulai siapkan tenaga kerja dengan baik

Nanotech dan Yayasan Wakaf di Tangsel Latih Dhuafa Bekerja di JepangDok. Sahabat Waqaf Indonesia

Untuk itu, Nanotech bersama sahabat wakaf Indonesia sejak saat ini, telah mulai mempersiapkan talenta terbaik di Indonesia dengan memberikan pelatihan, pengetahuan dan pengalaman bekerja di Jepang.

"Karena bekerja satu tahunnya mereka sekarang, sama dengan 3 tahun kerjanya kita. Kalau di sana bekerja ya benar-benar full bekerja, istirahat 15 menit, yasudah lanjut bekerja," kata dia.

3. Dana bersumber dari CSR

Nanotech dan Yayasan Wakaf di Tangsel Latih Dhuafa Bekerja di JepangIlustrasi uang rupiah (IDN Times/Anggun Puspitoningrum).

Ketua Pembina Yayasan Sahabat Wakaf Indonesia, Muhammad Rofiq Thoyyib Lubis mengatakan, dana untuk program ini akan bersumber dari sedekah, infaq dan wakaf baik dari individu maupun CSR Perusahaan.

Pemuda dipilih untuk diberangkatkan ke Jepang, kata Rofiq, diutamakan adalah dari keluarga dhuafa. Dengan program ini pemuda mandiri akan efektif mengentaskan masalah pengangguran dan kemiskinan di Indonesia. 

"Pada tahap awal ada 10 pemuda dari Nusa Tenggara Timur (NTT) yang siap diberangkatkan ke Jepang, sebagai tenaga kerja terlatih di bidang teknologi pertanian. Selanjutnya kami manargetkan ada 1.000 pemuda desa kita beri kesematan bekerja di sana," jelas dia. 

Baca Juga: Benyamin Simpan Kas Daerah Tangsel di BJB Ketimbang Bank Banten

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya