5 negara tujuan calon PMI ilegal: Malaysia, Kamboja, Singapura, Thailand, Uni Emirat Arab
Penurunan calon PMI ilegal yang dicegah 3,31% dibanding tahun 2024
3.900 PMI ilegal dipulangkan melalui Bandara Soetta, ada yang memanfaatkan jam-jam longgar petugas Imigrasi untuk berangkat
Tangerang, IDN Times - Sebanyak 2.066 calon pekerja migran non prosedural alias ilegal dicegah keberangkatannya di Provinsi Banten. Data tersebut berdasarkan akumulasi data mulai Januari hingga Oktober 2025.
Kepala BP3MI Banten, Budi Novijanto mengungkapkan, mereka dijanjikan bekerja di sektor formal di beberapa negara tujuan.
"Rata-rata yang dicegah dijanjikan bekerja di bidang manufaktur," kata Budi, Minggu (30/11/2025).
Budi menuturkan, terdapat 5 negara yang jadi tujuan dari para calon PMI ilegal tersebut, di mana mayoritas ada di Asia Tenggara, yakni Malaysia sebanyak 670 orang, Kamboja sebanyak 337 orang, Singapura sebanyak 212 orang, dan Thailand sebanyak 168 orang.
"Sedangkan Uni Emirat Arab (UEA) juga jadi tujuan banyak calon PMI ilegal dengan jumlah 116 orang," katanya.
Budi mengungkapkan, jumlah pencegahan sepanjang tahun 2025 menurun 3,31 persen jika dibandingkan dengan tahun 2024, yakni 3.974 orang. Di tahun 2025 ini, juga terdapat peningkatan tren calon PMI ilegal dengan tujuan Kamboja, menggeser posisi UEA.
"Jumlah pencegahan tahun 2024 jika dihitung per bulan rata-rata adalah 331 CPMI per bulan, sedangkan Jumlah pencegahan tahun 2025 jika dihitung per bulan rata-rata adalah 206 CPMI per bulan," katanya.
Selain pencegahan, BP3MI Banten juga telah menerima kepulangan 3.900 PMI ilegal yang datang melalui Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Namun, tidak semuanya berasal dari Banten, namun juga berasal dari berbagai wilayah di Indonesia.
"PMI ilegal ini biasanya berangkat dengan memanfaatkan jam-jam longgar petugas Imigrasi, seperti dini hari atau tengah malam," katanya.
Selain itu, untuk PMI ilegal dengan tujuan negara Asia Tenggara yang memiliki kebijakan bebas Visa untuk Indonesia, hal tersebut juga dimanfaatkan agar bisa masuk dengan mudah ke negara tujuan.
"Kalau yang tujuan UEA, mereka menggunakan Visa Kunjungan atau wisata," pungkasnya.