TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

DBD di Lebak Capai 775 Kasus, 4 Orang Meninggal

Waspadai DBD dengan menjaga kebersihan lingkungan

Nakes RSUD A.M Parikesit Lakukan Pemeriksaan pada Anak Pasien Demam Berdarah (Ilustrasi)

Lebak, IDN Times - Dinas Kesehatan Lebak mencatat, ada 775 kasus demam berdarah dengue (DBD) hingga tanggal 18 Desember 2022. Dari jumlah itu, 4 orang meninggal. 

"Jumkah penyakit DBD terakhir 30 November 2022 tercatat 669 orang dan dua pekan kemudian bertambah 76 orang sehingga total menjadi 775 orang," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak Triatno Supiyono, seperti dikutip dari Antara, Senin (19/12/2022).

Baca Juga: Waspada Kasus DBD di Palembang Naik, Dinkes Sebar Larvasida

Baca Juga: Ternyata Tanaman Rumahan Ini Jadi Rumah Favorit Jentik Nyamuk DBD

1. Ratusan penderita itu dirawat di rumah sakit. Pasien terbanyak dari Rangkasbitung

Ilustrasi Pasien DBD (ANTARA FOTO/Syaiful Arif)

Warga Lebak yang positif DBD itu berdasarkan pasien yang dirawat di rumah sakit hingga 18 Desember 2022. Dari 775 orang tersebut, kata dia, tersebar di 25 kecamatan sebagai daerah endemik DBD, namun terbanyak Rangkasbitung sebanyak 290 kasus (4 meninggal).

Disusul kemudian pasien dari Cibadak 85 kasus, Kalanganyar 36 kasus, Cipanas 38 kasus, Maja 29 kasus, Malingping 27 kasus, Sajira 27 kasus dan Warunggunung 26 kasus.

Baca Juga: Tata Cara Bikin Kartu Keluarga di Kota Tangerang

2. DBD di Lebak belum menjadi KLB

Ilustrasi infus. (Unsplash.com/Marcelo Leal)

Saat ini, penyebaran DBD di Kabupaten Lebak belum ditetapkan menjadi kejadian luar biasa (KLB). Pemerintah bersama pihak terkait, kata Triatno masih bisa mengatasi kasus peningkatan DBD. Hal ini ditandai dengan mayoritas penderita bisa sembuh. "Setelah menjalani perawatan medis rumah sakit maupun puskesmas," katanya.

 Ia mengatakan pemerintah daerah hingga kini mengoptimalkan sosialisasi dan edukasi pencegahan penyebaran DBD, karena saat musim hujan terjadi lonjakan.

3. Tekan DBD, warga jagalah kebersihan lingkungan

Pixabay.com/jaroon sivawooth

Triatno pun menegaskan kembali agar warga terus disiplin menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Kewaspadaan penyebaran DDB perlu ditingkatkan, terutama di tengah musim hujan. Seperti diketahui, kasus DBD cenderung meningkat di musim ini. 

Untuk memutus penyebaran DBD, kata dia, masyarakat harus berperan aktif melaksanakan gotong royong dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), dengan melaksanakan kegiatan 3M (Mengubur, Menguras, dan Menutup) barang-barang bekas dan menaburkan bubuk larvasida pada bak mandi yang terdapat genangan air di dalam lingkungan rumah atau di lingkungan.

 Pada musim hujan dipastikan banyak bermunculan genangan air yang dapat menjadi lokasi perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.  "Kami meyakini kegiatan gotong royong dan PSN bisa membunuh jentik nyamuk DBD tidak berkembang," kata Triatno.

Baca Juga: Hikayat Kejayaan Kopi Lebak, Bisakah Terulang?

Berita Terkini Lainnya