TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dinkes: Pasien COVID-19 di Banten Alami Diskriminasi

Dinkes enggan beberkan nakes yang terinfeksi COVID-19

Pasien COVID-19 di Texas, Amerika Serikat. ANTARA FOTO/REUTERS/Callaghan O'Hare

Serang, IDN Times - Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Banten enggan membuka data jumlah tenaga kesehatan (Nakes) yang terpapar virus corona atau COVID-19 di wilayahnya. Salah satu alasannya, penderita COVID-19 didiskriminasi.

Diketahui, tenaga kesehatan merupakan garda terdepan dalam penanganan COVID-19 dan rawan terpapar virus SARS-CoV-2 yang pertama kali mewabah di Wuhan, Tiongkok itu. 

1. Khawatir mengganggu pelayanan di RS

IDN Times/khaerul anwar

Kepala Dinkes Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti menjelaskan, alasan pihaknya membeberkan jumlah tenaga kesehatan yang terpapar COVID-19 karena khawatir mengganggu operasional pelayanan di rumah sakit.

"Mereka khawatir jika ketika diekspos mengganggu pelayanan publik mereka, mereka khawatir akan meresahkan," kata Ati yang juga Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Banten saat dikonfirmasi, Kamis (2/7).

2. Pasien COVID-19 di Banten alami diskriminasi

Ilustrasi petugas medis (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Menurut Ati, pasien yang telah dinyatakan positif COVID-19 di Banten mengalami diskriminasi, bahkan lebih parah dari penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).

"Saat ini penderita COVID jauh lebih enggak diterima. Jadi biarkanlah nakes konsen layani (masyarakat), fokus tanpa ganggu pelayanan," ujarnya

Baca Juga: Rumah Sakit Banten Tagih Biaya COVID-19 Rp7 Miliar ke Kemenkes

Berita Terkini Lainnya