TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

FKPT: Hampir Seluruh Jaringan Teroris Ada di Banten  

Mereka juga menyusup ke ormas keagamaan

Ilustrasi teroris. IDN Times/Mardya Shakti

Serang, IDN Times - Pasangan suami istri L dan YSF yang menjadi pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makasar, Sulawesi Selatan pada Minggu 28 Maret 2021 merupakan bagian dari jaringan kelompok kajian Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Forum Koordinasi Penanggulangan Teroris (FKPT) menyebutkan kelompok yang memiliki faham dan gerakan radikal yang mengarah kepada gerakan terorisme itu tumbuh subur hampir di beberapa kabupaten/kota di Provinsi Banten.

Baca Juga: 6 Hal yang Perlu Kamu Tahu Mengenai Bom Makassar

Baca Juga: [BREAKING] Ada Serangan, Baku Tembak Terjadi di Mabes Polri

1. Hampir seluruh jaringan teror ada di Banten

Ilustrasi ISIS, Teroris (IDN Times/Arief Rahmat)

Ketua FKPT Banten Amas Tajudin mengatakan, hampir seluruh jaringan teroris yang berafiliasi dengan Negara Islam Indonesia (NII) dan perjuangan khilafah tumbuh di Banten. Bahkan, ada juga kelompok yang menjadi pendukung dan simpatisan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Salah satu indikasi kuat mengenai hal itu adalah sejumlah penangkapan dan pelaku teror bom berasal dari Banten. Bahkan, kata dia, ada sebuah kampung di Kabupaten Pandeglang, Banten yang hampir mayoritas penduduknya terpapar gerakan NII dan khilafah.

"Kalau disebut kampung teroris tidak, tapi kalau penduduk sudah terpapar oleh ISIS dan gerakan yang mengarah ideologi dan pendirian NII ya itu di Pulosari. Ada sebuah perkampungan yang mereka sangat simpatik terhadap gerakan pendirian NII," kata Amas saat dikonfirmasi, Rabu (31/3/2021).

2. Beberapa wilayah di Banten pun menjadi tempat arena latihan. Pentolannya menyusup ke sejumlah ormas keagamaan

Ilustrasi teroris (IDN Times/Mardya Shakti)

Kemudian Provinsi Banten pernah dijadikan tempat pelatihan militer oleh kelompok jaringan teroris. Lalu kelompok itu mampu melakukan infiltrasi atau penyusupan ke organisasi keagamaan, pondok pesantren dan secara individu tokoh agama.

Oleh karenanya, dia meminta aparat penegak hukum harus bertindak tegas kepada organisasi yang berafilisasi organisasi yang terlarang. Jangan menunggu sampai besar seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan isu khilafah.

"Secara kelembagaan beberapa waktu kemarin itu sudah muncul embrio dari gerakan tersebut ada di organisasi kepesantrenan itu bahkan pentolannya merupakan petinggi dari organisasi keagamaan tersebut," katanya.

Baca Juga: [FOTO] 22 Tersangka Teroris Asal Jatim Saat Tiba di Bandara Soetta

Berita Terkini Lainnya