Stres Orangtua Meningkat Saat Pandemik, Anak Rawan Alami Kekerasan
Hingga Juni, ada 35 kasus kekerasan terhadap anak
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Serang, IDN Times - Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Banten menilai pandemik COVID-19 telah membuat tingkat stres orangtua meningkat. Dalam kondisi seperti ini, anak-anak pun rawan mengalami kekerasan.
Selama pandemik, orangtua harus menjalankan peran ganda. Apalagi jika mereka terdampak secara ekonomi akibat wabah yang disebabkan virus SARS-CoV-2 tersebut.
Ketua LPA Provinsi Banten M Uut Lutfi mengatakan, perlindungan terhadap anak adalah tanggung jawab semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, orangtua, dunia pendidikan, dunia usaha hingga media massa. Hal itu diamanatkan pasal 20 Undang-Undang Perlindungan Anak.
"Terutama dalam masa pandemik ini, betul-betul harus ekstra dalam melindungi dan memenuhi hak-hak anak. Saat ini, kondisi dan situasi anak dalam kondisi darurat," kata Uut dalam keterangan pers yang diterima IDN Times, Jumat (24/7/2020).
Baca Juga: 7 Potret Haru Anak-anak di Pelosok Negeri Belajar Saat Pandemik
1. Sejak Januari 2020, LPA Banten menerima 35 laporan kekerasan anak
Berdasarkan catatan LPA Banten dalam semester I 2020 pada Januari-Juni, tercatat 35 kasus yang melapor langsung ke LPA Banten.
"Diantara kasus tersebut yang mendominasi adalah kejahatan seksual dengan persentase 95 persen," kata Uut.
Sementara itu, Sekretaris LPA Provinsi Banten Hendry Gunawan menambahkan, kasus kejahatan seksual pada anak biasanya dimulai saat si anak berkenalan dengan orang asing di media sosial. Mirisnya, kebanyakan kasus ini pelakunya lebih dari satu orang dan sebelum disetubuhi korban dicekoki obat terlarang dan minuman keras.
"Dari jumlah kasus tersebut, pelaku tidak hanya kategori usia dewasa namun ada juga yang kategori usia anak yaitu usianya dibawah 18 tahun. Kemudian ada kasus yang TKP (tempat kejadian perkara)-nya di tempat penginapan atau hotel," katanya.
Baca Juga: Sekolah di Lebak Bakal Mulai Belajar Tatap Muka Pertengahan Agustus