TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ibu Tangguh, Sekolahkan Anak Hingga ke Bangku Kuliah

Selamat Hari Ibu

IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Tangerang, IDN Times - Momentum Hari Ibu yang jatuh setiap tanggal 22 Desember kerap kali digunakan orang untuk mengingat kembali perjuangan ibunya. Hari ini menjadi hari istimewa. 

Namun, tidak bagi Dewi Haryati (36). Sehari-hari, Dewi bekerja sebagai petugas kebersihan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang.

"Menurut saya, hari ibu sama saja ya seperti hari-hari biasanya, gak ada yang beda," ujar Dewi saat ditemui di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (22/12/2020). 

Baca Juga: Antrean Panjang Rapid Test di Bandara Soetta, Ini Kata Angkasa Pura II

1. Dewi menikah muda hingga memiliki anak pada usia 18 tahun

IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Bagi Ibu Dewi, menikah muda memang sesuatu yang harus dijalani. Praktik nikah dini menjadi hal wajar di lingkungannya. 

"Saya jadi ibu dari umur 18 tahun, menikah umur 17 tahun, pendidikan memang cuma sampai SMP saja karena gak ada kesempatan untuk sekolah," kata Dewi. 

2. Suami meninggal saat anak ketiga berusia satu tahun

IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Saat ini, Dewi dikaruniai tiga anak, dua laki-laki dan satu perempuan. Namun, Dewi mengurus ketiga anaknya seorang diri. 

"Suami saya meninggal waktu anak ketiga saya baru satu tahun, meninggal karena penyakit gula (diabetes)," kata Dewi. 

Baca Juga: 3 Alternatif Tes COVID-19 Ada di Bandara Soetta, Apa Saja?

3. Bekerja serabutan hingga berjualan kopi di Bandara Soekarno-Hatta

IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Dewi mengungkapkan, setelah sang suami meninggal dia merasa memiliki tanggung jawab sebagai ibu sekaligus ayah yang harus mencari nafkah. Berbekal hanya ijazah SMP, Dewi merasa tak punya kesempatan untuk memiliki pekerjaan tetap. 

"Dulu waktu Bandara Soekarno-Hatta belum sebagus sekarang, saya jualan kopi buat sopir-sopir taksi gelap, jadi bawa sepeda," ungkap Dewi. 

Sayangnya, saat pengelola Bandara Soekarno-Hatta melakukan penertiban, dia tak lagi memiliki lapak untuk berjualan. Dia memutuskan tidak lagi berjualan kopi.

"Waktu itu saya bingung harus cari uang ke mana, padahal anak masih butuh uang untuk sekolah, tapi saya mikir anak saya tetap harus sekolah tinggi supaya gak seperti saya yang susah terus," jelasnya. 

Baca Juga: Praorder Tes COVID-19 di Bandara Soetta Resmi Dibuka, Ini Caranya

Berita Terkini Lainnya