TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Kampung Lengkong, Tempat Arya Wangsakara Sebarkan Islam

Seluruh bangunan lama dibuat mengarah ke kiblat

IDN Times/Website nahdlatululama.id

Kabupaten Tangerang, IDN Times - Kabupaten Tangerang memiliki sejarah penyebaran islam yang cukup kental di Banten. Pasalnya, banyak pangeran dari kerajaan islam di tanah Jawa yang datang dan membentuk sebuah peradaban. 

Salah satunya yakni Kampung Lengkong, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang. Di Kampung ini, terdapat berbagai bukti sejarah mengenai adanya peradaban Islam yang dibentuk oleh Raden Arya Wangsa Di Kara atau yang lebih dikenal Raden Arya Wangsakara yang merupakan Pangeran Wiraraja II dari Sumedang. 

Berikut, sejarah Kampung Lengkong dari berbagai sumber. 

Baca Juga: 7 Fakta Masjid Raya Al Azhom, Kebanggaan Warga Tangerang

Baca Juga: Aria Wangsakara, Ulama Pejuang Pendiri Wilayah Tangerang 

1. Raden Arya Wangsakara datang ke Banten untuk bersembunyi

IDN Times/Dok. Website nahdlatululama.id

Ada beberapa alasan mengapa namanya Kampung Lengkong. Salah satu versi menyebut, lantaran lokasi kampung ini yang persis berada di lengkung Sungai Cisadane.

Dalam buku Arkeologi Islam Nusantara yang ditulis Tjandrasasmita, diketahui Raden Arya Wangsakara datang ke kampung ini untuk menghindari adanya tekanan dari Kerajaan Mataram dan dari pemberontakan Dipati Ukur.  

Itulah mengapa, Raden Arya Wangsakara memilih Kampung Lengkong. Lokasinya memang pas untuk bersembunyi karena dikelilingi oleh hutan bambu dan Sungai Cisadane. 

Hingga kini, masyarakat setempat masih menanamkan budaya tersembunyi tersebut, di mana hingga di masa modern saat ini, masyarakat Kampung Lengkong enggan diberikan akses yang terbuka. Padahal, lokasi Kampung ini persis bersebelahan dengan kawasan Modern Bumi Serpong Damai (BSD) yang memiliki banyak perumahan mewah dan pusat perbelanjaan. 

2. Seluruh bangunan lama menghadap arah kiblat

IDN Times/Dok. Website nahdlatululama.id

Raden Arya Wangsakara harus bersembunyi di Kampung Lengkong setelah sempat berpindah-pindah untuk menghindari ancaman dari VOC. Pemilihan lokasi ini pun dilakukan lantaran penentuan alur Sungai Cisadane yang secara kebetulan menghadap kiblat. 

Berdasarkan buku Sejarah Kampung Lengkong yang ditulis Mian tahun 1983, hal inilah yang menyebabkan posisi bangunan rumah-rumah santri--yang berupa gubuk panggung-- mengikuti posisi kiblat. Selain itu, bagian memanjang rumah tersebut menghadap sungai dan bukit.

Bangunan yang pertama kali dibangun adalah masjid yang menjorok ke dekat sungai, lalu gubuk-gubuk para santri. 

Baca Juga: Pangeran Wiraguna, Arsitek Menara Banten Asal Tionghoa

Berita Terkini Lainnya