TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

1.333 Balita di Tangsel Alami Stunting, Pemkot Klaim Menurun

Salah satu sebab masih ada stunting yakni BAB sembarangan

Ilustrasi upaya pencegahan stunting. (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Tangerang Selatan, IDN Times - Sebanyak 1.333 atau 9 persen balita di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), tercatat mengalami gagal tumbuh atau stunting. Namun jumlah itu dklaim menurun drastis jika dibanding 2021 yang mencapai 3.133 balita atau 19,9 persen.

Angka itu berdasar Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) periode 2022 dari paparan Pemerintah Kota (Pengkot) Tangsel.

Baca Juga: Pemkab Klaim Kasus Anak Kerdil di Tangerang Menurun Tahun Lalu

Baca Juga: Pemkot Tangerang Siapkan Aplikasi Penanganan Stunting

1. BAB sembarangan jadi salah satu sebab

ilustrasi bayi BAB (pixabay.com/ReadyElements)

Paoaran itu menerangka  bahwa salah satu sebab munculnya stunting karena masih ada 0,43 persen masyarakat Kota Tangsel Buang Air Besar Sembarangan (BABS).

"Berbagai program sudah kita siapkan, yang bakal menjadi solusi persoalan tersebut,” kata Wali Kota (Wako) Tangsel, Benyamin Davnie, Minggu (5/2/2023).

2. Angka stunting terendah di Banten

Masjid Agung Kesultanan Banten (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Data terbaru yang dilansir SSGI, angka stunting di Kota Tangsel tinggal tersisa sembilan persen. Artinya, kasus stunting di kota termuda provinsi Banten ini paling rendah di antara kabupaten dan kota lainnya.

“Ini berkat kerja keras semua pihak,” kata Benyamin.

Baca Juga: Warga Desa di Tangerang Diperingati Bahaya Pernikahan Dini

Berita Terkini Lainnya