Diterpa Virus Corona, Penjualan Sop Kelelawar Ikut Anjlok
Kita temui pedagang sop kelelawar di Tangerang kuy~
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kota Tangerang, IDN Times - Semenjak dunia gempar dengan virus corona baru, makanan-makanan ekstrem turut terdampak. Pasalnya, virus mematikan itu disebut-sebut berasal dari hewan, seperti kelelawar dan ular.
Turunnya peminat makanan ekstrem ini turut dirasakan salah satu pedagang sop kelelawar, Bernadi (44). Meski demikian, Bernadi mengaku, ada orang yang mencari makanan yang tergolong ekstrem itu.
Bernadi mengelola bisnis sop kelelawar bersama orangtuanya di Pasar Lama, Kota Tangerang.
Sambil sibuk mengipas satu porsi sate ular untuk pemesannya, Bernadi angkat suara mengenai virus corona dan bisnis makanan ekstrem.
Baca Juga: Kelelawar atau Ular? Ilmuwan Berdebat Siapa Pembawa Virus Corona
1. Semenjak ada virus corona, penjualan sop kelelawar harus pesan sehari sebelumnya
Bernadi mengaku, masih ada saja pembeli yang mencari sop kelelawar meski pemberitaan mengenai virus corona masih gencar. Dia menjual kelelawar itu Rp20 ribu seporsi.
Namun, dia mengakui, penjualan sop kelelawar memang menurun. Kini, orang yang ingin mengonsumsi sop kelelawar, harus memesan sehari sebelumnya.
“Ya kalau dibilang pengaruh ya pengaruh ya berkurang sih emang penjualan, tapi tetap aja ada yang beli mah,” kata Bernadi.
Bernadi menilai, dari mana asal virus corona masih belum dipastikan. Namun, kata dia, orangtuanya sudah berjualan sop kelelawar sejak tahun 1970-an. "Tak pernah ada wabah penyakit semenyeramkan itu di Tangerang," kata dia.