TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Fakta-fakta Kasus Pemerkosaan OR oleh 7 Pria di Tangerang

OR sempat masuk RS jiwa dan kejanggalan di kelamin korban

Tersangka pemerkosaan terhadap korban OR di Tangerang (IDN Times/Muhammad Iqbal)

Tangerang Selatan, IDN Times - OR, gadis 16 tahun akhirnya meninggal dunia pada 11 Juni lalu setelah diperkosa lebih dari satu pelaku. Kasus ini mendapat sorotan publik karena dampak pilu yang dialami OR setelah diperkosa 7 pria. 

Setelah pemerkosaan itu, OR sempat mendapat perawatan medis dan kejiwaan, yakni di Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha, Serpong, Tangerang. Wakil Direktur Umum dan Administrasi RS Dharma Graha, Sugeng yang mengatakan, OR dirawat di sana sejak 26 Mei sampai tanggal 9 Juni.

"Keluhannya hanya mental waktu itu. Dia bilang, 'ada keluhan gelisah Pak, dia bingung aja.' Nah, karena bingung kita sampaikan bahwa kami memang menerima pasien yang berkaitan dengan kondisi mental," kata Sugeng, Senin (15/6).

Pada awalnya, Sugeng mengaku, tidak tahu apa yang terjadi dengan OR sebelum masuk dalam penanganan di rumah sakitnya. Setelah tahu apa yang terjadi, tenaga medis Jiwa Dharma Graha kemudian meminta OR menjalani uji lab karena takut terjadi hamil, lalu dilanjutkan tes narkoba, dan rapid test. "Jadi yang kita lakukan standar," kata dia. 

Seperti diketahui, OR merupakan warga Gang Asem, RT 002 RW 01, Nomor 63, Pondok Jagung, Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Baca Juga: Polisi Sebut Korban Perkosaan di Tangsel Sempat Minta Uang 

1. Tetangga sebut, korban dibuat teler oleh pelaku utama dan pemilik rumah sebelum diperkosa

IDN Times/Muhammad Iqbal

Kepolisian Resor (Polres) Tangerang Selatan melalui Polsek Pagedangan sebelumnya sudah merilis kronologi kejadian perkara. Dalam kronologi versi polisi itu disebutkan, pemerkosaan secara bergantian itu atas persetujuan korban dengan para pelaku. Setiap pelaku, menurut polisi, memberi imbalan Rp100 ribu kepada korban. Tak hanya itu, polisi menyebut korbanlah yang meminta dibelikan pil excimer. 

Dalam penelusuran IDN Times pada Senin (15/6), rumah tempat kejadian pemerkosaan itu milik tersangka Su, teman pacar korban. Rumah ini berada di RT 04 RW 04 Desa Cihuni, Pagedangan, Tangerang,

Sementara itu, pacar korban diketahui berinisial FF yang juga tersangka dalam kasus pemerkosaan ini. Tetangga Su menyebut, pada saat malam kejadian, FF membawa korban ke TKP.

Kemudian, FF bersama Su membuat korban teler dengan memberikan pil excimer.  "Abis teler ceweknya, dipanggil temen-temennya. Pacarnya sadis banget itu mah, emang udah sengkokol kali, bukan sekali dua kali aja. Baru kejadian ini aja, saya heran," kata salah tetangga yang enggan disebutkan namanya.

Berdasarkan informasi di TKP, para pelaku sendiri dikenal dengan sekawanan kelompok seperti gangster yang memiliki nama Blink. Mereka sendiri hidup di lingkungan yang berada di pinggir-pinggir kompleks perumahan elite dan memiliki latar pendidikan yang semuanya putus sekolah.

Baca Juga: Polisi Sebut Korban Perkosaan di Tangsel Sempat Minta Uang 

2. Berbeda dengan keterangan polisi, tersangka akui beri tiga buah pil sebelum gilir korban selam 2,5 jam

IDN Times/Muhammad Iqbal

Saat ditemui di Mapolsek Pagedangan, FF sebagai tersangka utama pemerkosaan mengakui bahwa dia yang memberikan korban tiga buah pil excimer sebelum menyetubuhi korban bersama tersangka lain.

Kemudian, lanjut FF, dia dan enam temannya memperkosa korban dari pukul 01.00 dini hari sampai sekitar pukul 02.30 pagi.

"Keenam-enamnya masuk, satu-satu mempersetubuhi korban. Selesai semua jam setengah tiga," kata Fikri di hadapan Kanit Reskrim Polsek Pagedangan.

Sementara dalam keterangan pers polisi sebelumnya, disebutkan bahwa saat itu korbanlah meminta pil kuning (excimer) sebelum melakukan persetubuhan dan meminta uang Rp100 ribu kepada setiap orang. 

3. Perawat rumah sakit sebut ada kejanggalan pada kemaluan korban

idn media

Namun, salah seorang suster yang merawat korban dari RS Khusus Mental Dharma Graha bernama Ef mengakui, dia diberitahu oleh OR apa yang dialaminya sebelum masuk rumah sakit. 

"Pada saat pasien datang, pasiennya sendiri cerita kalau dia dilakukan tidak baik, kemudian kita konfirmasi ke keluarga, katanya sudah diselesaikan secara kekeluargaan, terus ada mental kita atasi mentalnya aja," kata Ef.

Selain itu, Ef mengaku melihat ada yang tak wajar pada kemaluan korban. "Waktu ganti pampers aja, perawat melihat warna kemaluannya kemerahan, seperti iritasi gitu dan baunya udah ga wajar. Tapi ga ada pemeriksaan mendalam karena bukan kapasitas kami, karena kami fokus ke mentalnya aja," kata Ef. 

Baca Juga: Biadab! Gadis di Tangsel Tewas Dicekoki Obat dan Diperkosa

Berita Terkini Lainnya