Auditor Pesta Durian Musang King di Tangsel, DPRD: Caranya Kurang Pas

- Perilaku tersebut bisa timbulkan persepsi miring, berpotensi memunculkan konflik kepentingan.
- Kejadian terjadi pada Selasa 26 Agustus 2025 saat Inspektorat Kota Tangsel bersama BPKP meninjau lokasi proyek di kawasan Serpong.
- Klarifikasi Inspektur Kota Tangerang Selatan membantah ada kepentingan khusus dalam jamuan tersebut, pembelian durian berasal dari dana pribadi untuk menjamu rekan kerja.
Tangerang Selatan, IDN Times – Ketua Komisi I DPRD Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Bidang Hukum dan Pemerintahan, Ledy MP Butar Butar, mengkritik perilaku auditor yang kedapatan pesta durian Musang King di lokasi proyek. Ia menilai meski niatnya sekadar mentraktir, cara tersebut tidak tepat.
“Mungkin niatnya baik, tapi caranya kurang pas,” kata Ledy, Rabu (3/9/2025).
1. Perilaku tersebut bisa menimbulkan persepsi miring

Menurutnya, temuan auditor menyantap durian kelas premium di lokasi audit bisa menimbulkan persepsi miring publik dan berpotensi memunculkan konflik kepentingan.
Ia berpesan agar para auditor ke depan lebih berhati-hati serta profesional dalam menjalankan tugas. “Dan semoga ke depan nggak ada lagi hal-hal seperti itu ya,” tegasnya.
2. Kejadian ini terjadi pada Selasa, 26 Agustus lalu
Peristiwa pesta durian Musang King terjadi pada Selasa (26/8/2025) siang saat Inspektorat Pemerintah Kota Tangsel bersama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Banten meninjau lokasi proyek di kawasan Serpong.
Sejumlah orang berseragam cokelat terlihat menyantap durian di area proyek. Informasi di lapangan menyebut, jamuan durian tersebut dipinta oleh tim Inspektorat Kota Tangsel. Seorang pekerja mengaku harga Musang King yang dibeli mencapai Rp400 ribu per kilogram.
“Tadi beli sampai lima juta (rupiah),” ungkap pekerja yang enggan disebutkan namanya.
3. Begini klarifikasi Inspektur Kota Tangerang Selatan

Inspektur Pemerintah Kota Tangsel, Achmad Zubair, membantah ada kepentingan khusus dalam jamuan tersebut. Ia menegaskan pembelian durian berasal dari dana pribadi, semata-mata untuk menjamu rekan kerja.
“Kalau saya kan pertemanan. Kalau saya ada rejeki, saya mentraktir, karena kebetulan kepala BPKP-nya hadir waktu itu. Karena memang dua hari berturut-turut mereka kita undang,” kata Zubair.