- Gedung: 97,89 persen
- Fasilitas operasi: 96,36 persen
- Jalur dan emplasemen: 95,88 persen
- Selasar & ramp JPO: 44,21 persen
Begini Alur Penumpang di Gedung Baru Stasiun Rangkasbitung

- Stasiun dilengkapi fasilitas modern, termasuk 7 lift, 5 eskalator, hingga 15 gate otomatis
- Akses baru terhubung JPO estetik dan terminal
- Progres pembangunan sudah 94,39 persen
Lebak, IDN Times – Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas I Jakarta bersama PT KAI dan KCI mulai melakukan sosialisasi uji coba pengoperasian gedung baru Stasiun Rangkasbitung, Selasa (25/11/2025). Uji coba ini menjadi tahap penting sebelum bangunan baru tersebut digunakan secara penuh dan mengubah alur layanan bagi puluhan ribu penumpang KRL maupun kereta lokal setiap harinya.
Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Jakarta, Ferdian Suryo Adhi Pramono, mengatakan pengembangan Stasiun Rangkasbitung dilakukan untuk menjawab lonjakan kebutuhan transportasi masyarakat. Kapasitas pelayanan stasiun kini meningkat drastis, dari sebelumnya sekitar 26 ribu penumpang menjadi mampu melayani hingga 83 ribu penumpang per hari.
“Bangunan baru didesain lebih modern, lebih luas, dan terhubung dengan moda transportasi lain. Uji coba diperlukan agar masyarakat bisa menyesuaikan dengan alur baru, dan seluruh sistem dapat dipastikan berjalan optimal,” ujar Ferdian, Senin (24/11/2025).
1. Stasiun dilengkapi fasilitas modern, termasuk 7 lift, 5 eskalator, hingga 15 gate otomatis

Gedung baru Stasiun Rangkasbitung kini dilengkapi area concourse luas, ruang tunggu, ruang laktasi, musala, area komersial, serta toilet umum dan toilet ramah disabilitas. Sistem keamanan 24 jam menggunakan CCTV, termasuk fasilitas mobilitas seperti 7 lift dan 5 eskalator.
Untuk mendukung operasional perjalanan, jalur 2 disiapkan untuk Kereta lokal, jalur 3 untuk Kereta barang, jalur 4-5 untuk KRL Commuter Line dan jalur 6–9 untuk stabling untuk rangkaian kereta. Penataan jalur ini diharapkan memperlancar arus penumpang dan meningkatkan ketepatan waktu.
2. Akses baru terhubung JPO estetik dan terminal

Konektivitas antarmoda menjadi salah satu fokus pembangunan. Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) sepanjang ±85 meter, menghubungkan sisi utara dan selatan. Area drop-off dan parkir kini berada di dua titik berbeda, drop-off Selatan (pintu utama penurunan penumpang) dan drop-zone Utara (akses Jalan Sunan Kalijaga).
Selasar luar stasiun juga terhubung langsung dengan terminal, memudahkan perpindahan moda transportasi. Selama masa transisi, penumpang KRL wajib menyesuaikan alur masuk dan keluar:
Akses utara (Jalan Sunan Kalijaga), naik lift/eskalator/tangga menuju concourse, melakukan tap in/out, turun ke peron KRL jalur 4–5.
Akses selatan (Jalan Ardi Winangun), masuk melalui JPO, menuju concourse menggunakan lift atau tangga, area ini menjadi pusat drop-off kendaraan. Skema baru ini dirancang untuk mengurangi kepadatan pada jam sibuk.
3. Progres pembangunan sudah 94,39 persen

Berikut persentase perkembangan pembangunan gedung baru Stasiun Rangkasbitung, per 24 November 2025:
“Melalui uji coba ini, seluruh aspek teknis dan pelayanan diuji agar pengguna mendapatkan pengalaman perjalanan yang lebih aman, nyaman, dan modern,” ujar Ferdian.
Stasiun Rangkasbitung kini disiapkan sebagai simpul transportasi strategis di Kabupaten Lebak dan Banten, sekaligus mendukung konektivitas regional dan pertumbuhan ekonomi lokal.


















