Biaya Perawatan Tol Serang–Panimbang Membengkak Akibat Truk ODOL

- Truk ODOL berasal dari aktivitas pertambangan di Kabupaten Lebak
- Kerusakan jalan akibat truk ODOL meningkatkan biaya perawatan rutin dan perbaikan berkala
- PT Wika Tol Serpan terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menekan dampak truk ODOL
- Truk ODOL berasal dari aktivitas pertambangan di Kabupaten Lebak
- Kerusakan jalan akibat truk ODOL meningkatkan biaya perawatan dan berpotensi mengganggu kenyamanan pengguna jalan
- PT Wika Tol Serpan terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menekan dampak truk ODOL dan menjaga umur layanan jalan tol
Lebak, IDN Times – Aktivitas truk Over Dimension Over Load (ODOL) disebut menjadi salah satu penyebab membengkaknya biaya pemeliharaan Jalan Tol Serang–Panimbang (Tol Serpan). Operator jalan tol menilai kendaraan bertonase berlebih tersebut berdampak langsung pada kerusakan infrastruktur jalan.
Manajer Bidang Pengembangan Sistem dan Usaha PT Wijaya Karya Tol Serang–Panimbang, Muhammad Albagir mengatakan, truk ODOL menjadi ancaman serius bagi daya tahan konstruksi jalan tol. Beban muatan yang melebihi batas dinilai mempercepat kerusakan permukaan jalan dan struktur pendukung lainnya.
“Truk ODOL sangat merugikan jalan tol karena dampaknya sangat merusak,” kata Albagir, Rabu (17/12/2025).
1. Truk ODOL tersebut merupakan truk pengangkut material tambang

Menurut Albagir, mayoritas truk ODOL yang melintas di Tol Serpan berasal dari aktivitas pertambangan di sejumlah wilayah Kabupaten Lebak. Ia menegaskan, kendaraan tambang sebenarnya diperbolehkan melintas selama mematuhi ketentuan teknis dan batas muatan yang telah ditetapkan.
“Kami tidak mempermasalahkan kendaraan tambang selama mengikuti regulasi, yang menjadi masalah adalah ketika kendaraan tersebut masuk kategori ODOL,” ujarnya.
2. Kerusakan jalan tingkatkan biaya perawatan

Ia mengungkapkan, kerusakan jalan akibat truk ODOL berimbas pada meningkatnya anggaran perawatan rutin maupun perbaikan berkala. Kondisi tersebut menjadi beban tambahan bagi pengelola jalan tol, sekaligus berpotensi mengganggu kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan lainnya.
Untuk menekan dampak tersebut, PT Wika Tol Serpan mengaku terus melakukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan dan kepolisian agar penindakan terhadap truk ODOL dapat dilakukan secara konsisten.
“Kami rutin berkoordinasi dengan instansi terkait agar penertiban bisa berjalan maksimal. Penegakan aturan ini penting untuk menjaga umur layanan jalan tol,” jelas Albagir.
Ia juga menyinggung aktivitas tambang yang sebelumnya sempat beroperasi di sekitar Exit Tol Rangkasbitung. Menurutnya, aktivitas tersebut kini telah dihentikan sehingga diharapkan dapat mengurangi potensi pelanggaran ODOL di kawasan tersebut.

















