Ini Daerah Rawan Banjir di Tangerang Raya

- Kabupaten Tangerang merupakan wilayah paling rawan banjir dan angin puting beliung di Tangerang Raya.
- Kota Tangerang memfokuskan pemantauan di sekitar bantaran Kali Angke dan Kali Sabi, serta membuat pos pantau debit air di luar wilayahnya.
- Kota Tangerang Selatan memiliki 7 kecamatan yang dinilai rawan bencana, dengan total 49 titik masuk wilayah rawan banjir.
Tangerang, IDN Times - Wilayah Tangerang Raya tengah dilanda cuaca ekstrem hingga menimbulkan bencana alam seperti banjir, longsor, hingga pohon tumbang. Beberapa wilayah tercatat menjadi yang terparah rawan bencana di kawasan Tangerang Raya.
Berikut, beberapa wilayah yang perlu diwaspadai saat cuaca ekstrem melanda di Tangerang Raya.
1. Kabupaten Tangerang

Di wilayah Kabupaten Tangerang, tercatat area tengah dan utara yang paling rawan terjadi bencana saat cuaca ekstrem. Bencana yang paling sering terjadi yakni banjir dan angin puting beliung.
"Titik rawan banjir kami temukan di wilayah Curug, Binong, Balaraja, hingga kawasan Pantura seperti Tanjung Burung, sementara untuk wilayah Utara Kronjo dan Pakuhaji kerap dilanda angin puting beliung," kata Kepala BPBD Kabupaten Tangerang, Achmad Taufik, Senin (10/11/2025).
Untuk memitigasi hal tersebut, pihaknya telah menyiagakan 14 posko bencana yang terintegrasi dengan pos pemadam kebakaran. Setiap posko, bertugas mengawasi 2-3 kecamatan yang disesuaikan dengan kerawanan wilayah.
"Posko tersebut agar penanganan lebih cepat," jelasnya.
2. Kota Tangerang

Sementara itu, wilayah Kota Tangerang juga memetakan daerah rawan bencana meskipun wilayahnya lebih kecil. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Tangerang, Taufik Syahzaeni mengungkapkan, pihaknya masih akan memfokuskan pemantauan di sekitar bantaran Kali Angke di wilayah timur dan Kali Sabi di wilayah barat yang selama ini sering terdampak luapan sampai kebocoran turap ketika curah hujan tinggi sedang melanda Kota Tangerang.
”Kami masih menekankan perhatian di sejumlah kawasan yang awal tahun sempat tergenang seperti di sekitar Kali Angke, Kali Wetan, Kali Serua, bahkan di Bendung Sarakan Kali Cirarab yang ada di Kabupaten Tangerang,” kata Taufik.
Pemkot Tangerang juga membuat pos pantau debit air yang berada di luar wilayahnya untuk mengantisipasi banjir kiriman dari kawasan hulu yang tersebar di sejumlah titik seperti Batu Beulah Bogor, Tajur Bogor dan Perumahan Mutiara Tangerang Selatan.
Pihaknya pun memastikan pembenahan infrastruktur sistem pengendali banjir terus berjalan, mulai dari penataan turap, normalisasi drainase, sampai pemeliharaan pintu air dan pompa air yang selama ini berperan besar dalam mengendalikan mitigasi di Kota Tangerang.
”Kami sudah mulai menggencarkan persiapan menjelang puncak musim penghujan yang diprediksi November-Februari," jelasnya.
3. Kota Tangerang Selatan

Untuk kawasan Kota Tangerang Selatan, tercatat memiliki 7 Kecamatan yang dinilai rawan bencana. Di mana, dari 7 kecamatan tersebut, ada 49 titik yang masuk wilayah rawan banjir.
“Total 49 titik rawan banjir ini berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi BPBD berdasarkan kejadian banjir pada tahun lalu,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Tangsel, Sutang.
Dia menambahkan, dari 49 titik rawan banjir tersebut ada beberapa titik yang bila hujan deras akan terjadi genangan terparah. Yakni, Perumahan Pondok Maraharta, Perumahan Taman Mangu dan Kampung Bulak di Kecamatan Pondok Are, kemudian Bukit Pamulang Indah (BPI) dan Reni Jaya di Kecamatan Pamulang.
"Rata-rata banjir surut beberapa jam saja, namun memang ada juga yang airnya surut bisa dalam waktu 24 jam," ungkap Sutang.
Sutang menjelaskan, Pemkot Tangsel juga telah membangun saluran-saluran air, baik bangunan tanggul di bantaran kali yang ada di wilayah Kota Tangsel dan lainnya.
“Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Kontruksi juga mengerjakan pembangunan tanggul, drainase dan lainnnya. Kami juga menyiagakan sejumlah mesin pompa air disejumlah titik rawan banjir,” ungkapnya.
















