Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

9 Bulan Insentif Belum Dibayar, Nakes: Kami Lelah Butuh Imun

ilustrasi nakes kelelahan setelah memberikan pelayanan pasien positif COVID-19 (IDN Times/Ervan)

Serang, IDN Times - Sudah 9 bulan, insentif dari pemerintah pusat untuk tenaga kesehatan khusus COVID-19 di sebuah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Banten tak kunjung cair. Salah satu tenaga medis mengaku, belum menerima upah sejak Oktober 2020.

Padahal, saat ini mereka harus berjibaku menangani lonjakan pasien COVID-19 baru yang masuk rumah sakit. Mereka harus menerima pasien segala risiko namun hak insentif yang setidaknya bisa menambah imun semangat belum dibayarkan.

"Kita sudah capek, lelah. Pasien nambah banyak, tapi dari pemerintah gak ada kepastian gini. Gimana yah demo gak bisa, takut dipecat," kata nakes yang tidak mau disebutkan namanya itu pada Kamis (1/7/2021).

1. Nakes pun harus membeli masker dan vitamin sendiri

default-image.png
Default Image IDN

Tak cukup dari situ, pejuang garda terdepan ini pun harus membeli masker KN95 dan vitamin sendiri untuk melindungi diri dari paparan virus COVID-19. Sebab, jatah masker dan vitamin para tenaga kesehatan di RSUD tempat dia bekerja, terbatas. Dari 6 orang dalam satu tim hanya diberi 3 masker saja.

"Kita beli masker sendiri KN95 gimana kalau gak dari uang itu (insentif) sedangkan kita sudah gak ada perhatian suplai vitamin dan masker," katanya.

3. Lelah tangani lonjakan pasien

Sejumlah perawat beristirahat dengan mengenakan alat pelindung diri di Instalasi Gawat Darurat khusus penanganan COVID-19 di RSUD Arifin Achmad, Kota Pekanbaru, Riau, Jumat (5/6/2020) (ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Dia menyampaikan, saat ini para tenaga kesehatan sudah mulai kelelahan dan tak sedikit dari mereka yang terpapar COVID-19. Dalam sehari, pasien baru COVID-19 yang masuk ke RSUD tempatnya bekerja mencapai 20 pasien. 

Pihak manajemen pun mengubah ruang IGD menjadi ruangan perawatan ICU pasien COVID-19.

Kini mereka pun harus menangani seluruh kebutuhan pasien, mulai jadi baby sitter, mengganti popok pasien, membersihkan kotoran pasien,  bahkan hingga menjadi "customer service" yang menerima telepon dari keluarga pasien.

Tak sekali dua kali mereka kerap mendapat caci maki dari keluarga pasien karena pasien kerap ngeluh ingin fasilitas lebih. "Makanya kasih imun kita, insentif, supaya kita gak tumbang banget," katanya.

3.Honor karyawan tidak cukup untuk hidupi keluarga dan APD

default-image.png
Default Image IDN

Selama ini, mereka hanya mengandalkan honor sebagai karyawan RSUD. Honor dicairkan langsung ke bank milik daerah dan diterima langsung pegawai. Namun, karena nilainya kecil tidak mencukup untuk menghidupi anak dan istri. Terlebih mereka harus membeli alat pelindung diri sendiri.

"Berapa sih gajinya gak gede kalau gak ngandelin insentif. Mana cukup buat hidupin anak istri. Kita ini bertahan untuk jadi nakes COVID, tapi gak ada kepastian," katanya.

Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Kesehatan Banten Ati Pramudji Hastuti tak kunjung menjawab pesan singkat yang dilayangkan IDN Times. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Khaerul Anwar
Ita Lismawati F Malau
Khaerul Anwar
EditorKhaerul Anwar
Follow Us