Ombudsman Benarkan Ada Perairan yang Jadi Daratan di Muara Cisadane

- Kepala Ombudsman Banten membenarkan adanya wilayah perairan yang dipagari bambu di laut utara Tangerang berdasarkan citra satelit Google Earth.
- Wilayah perairan tersebut telah berubah menjadi daratan, terutama di muara Sungai Cisadane, dengan pagar bambu masuk ke area muara tersebut.
- Ombudsman tidak mengacu pada perubahan di Google Earth karena itu hanya data pendukung, namun citra satelit menunjukkan eksistensi pagar sejak Juni 2024.
Tangerang, IDN Times - Kepala Ombudsman Perwakilan Banten, Fadli Afriadi membenarkan perihal adanya wilayah perairan dipagari oleh bambu di laut utara kabupaten Tangerang berdasarkan citra satelit Google Earth berubah menjadi daratan.
"Yang sudah jadi daratan sampai batas pagarnya yah, yang paling kelihatan di situ sih di muara Sungai Cisadane," kata Farid, Senin (20/1/2025).
1. Pagar bambu juga ada di muara Sungai Cisadane

Farid mengatakan, pihaknya juga membenarkan ada pagar bambu yang masuk ke area muara Sungai Cisadane, yang dimana ujung pagar tersebut sudah berubah dari perairan menjadi daratan.
"Yang menyerupai pagar masuk ke Muara Cisadane, iya masuk. Jadi 30,16 kilometer perkirannya dari DKP ya masuk sampai sana," kata dia.
2. Ombudsman menjadikan data Google Earth sebagai pendukung

Meski begitu, Farid menyatakan Ombudsman tidak mengacu pada perubahan-perubahan di Google Earth sebab menurutnya itu hanya data pendukung saja.
"Cara paling gampang melihatnya pakai (Google Earth) itu, menteri juga perbandingannya pakai itu, walaupun ia minta ke dirjennya untuk cek langsung ke alat negara sendiri, Google Earth itu punya swasta," kata dia.
3. Ada perairan yang berubah jadi daratan setelah adanya pagar bambu

Sebelumnya, jika melihat citra satelit pada aplikasi Google Earth terkini, tampak jelas bahwa pagar bambu yang tengah heboh diperbincangkan ini membentang dari sekitar Muara Keramat atau pada kordinat latitude 6° 1'54.85"S dan longatitude 106°35'25.71"E hingga sampai pada sekitar area muara Sungai Cisadane tepatnya pada latitude 5°59'43.07"S dan longatitude 106°37'56.56"E.
Fakta bahwa pagar tersebut telah eksis terlihat pada pencitraan satelit di aplikasi ini setidaknya sejak Juni 2024 benar adanya, hal itu bisa dilihat menggunakan fitur timelapse yang memungkinkan pengguna mengakses citra satelit dari waktu ke waktu.
Meski sudah eksis dari Juni 2024, namun belum bisa diketahui pasti kapan proyek pagar bambu itu dimulai, karena pada citra terakhir sebelum bulan Juni, tepatnya bulan April 2024, belum tampak bangunan tersebut di area Muara Kramat.
Akan tetapi, jika ditelusuri lebih lanjut melalui fitur timelapse, terlihat bahwa pada April 2022 sudah konstruksi pagar bambu yang eksis pada lokasi yang sudah ditandai sebagai pembangunan pagar pertama dimulai, lokasi ini berbeda dengan lokasi yang saat ini eksis.
Di area yang sama, pada bulan Agustus 2022, nampak bahwa sudah ada bangunan menyerupai pagar pada citra satelit pada koordinat latitude 6° 1'31.27"S longatitude 106°36'12.79"E hingga area sekitar muara Sungai Cisadane di latitude 6° 0'10.26"S dan longatitude 106°38'28.80"E.
Anehnya, jika dilihat dari pencitraan satelit tersebut pada citra terkini, nampak wilayah perairan yang nampak terlihat dari citra satelit di tahun 2022 nampak seperti tergantikan dengan kawasan daratan, bahkan nampak pula ada proyek pembangunan di area tersebut.