Selundupkan Sabu ke Lapas, Eks Pejabat Polisi Serang Dituntut 11 Tahun

- Mantan pejabat polisi di Kota Serang, Joni Erik Kawanto, dituntut 11 tahun penjara dalam kasus penyelundupan 23 paket narkoba jenis sabu ke Lapas Serang.
- Joni bersama tiga rekannya juga dituntut hukuman tambahan berupa denda Rp1 miliar atau kurungan 3 bulan.
- Joni dan ketiga terdakwa lainnya terbukti melakukan perbuatan tersebut dan tidak mendukung program pemerintah dalam menberantas peredaran narkotika.
Serang, IDN Times - Mantan pejabat polisi di Kota Serang, Joni Erik Kawanto, dituntut 11 tahun penjara dalam kasus penyelundupan 23 paket narkoba jenis sabu ke Lapas Serang. Diketahui, Joni Erik Kawanto saat ini masih menjadi terpidana kasus penggelapan.
Selain Joni, tiga rekannya yang juga napi Lapas Serang, yaitu Basuki, Rudi Efandi dan Iyang Mufadillah dituntut dengan pidana yang sama.
"Menuntut supaya Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana narkoba," kata JPU dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Serang, Youlliana Ayu Rospita, saat membacakan tuntutan, Selasa (18/2/2025).
1. Mereka juga dituntut bayar denda Rp1 miliar

Selain pidana badan, Joni yang pernah menjabat sebagai Kanit Intel Polsek Serang itu, bersama tiga terdakwa lainnya juga dituntut hukuman tambahan berupa denda Rp1 miliar. Jika denda tidak dibayar, diganti dengan kurungan 3 bulan.
"Tidak adanya alasan pembenar maupun alasan pemaaf pada diri terdakwa melakukan perbuatan tersebut, maka dapat dipertanggungjawabkan sebagai pelaku bersalah melanggara dakwaan kesatu Pasal 114 ayat 1 Jo Pasal 132 ayat 1 UU No 35 tahun 2009 tentang narkotika," kata Ayu.
2. Pertimbangan yang memberatkan dan meringankan

Adapun pertimbangan jaksa dalam tuntuntuan sebagai berikut, keadaan yang memberatkan, para terdakwa tidak mendukung program pemerintah dalam menberantas peredaran narkotika dan mereka pernah dihukum.
"Hal yang meringankan, para terdakwa bersikap sopan selama persidangan dan berjanji tidak mengulanginya lagi," kata Ayu.
3. Ketahuan setelah terdakwa Joni minta rekannya di kepolisian antar barang ke lapas

Dalam dakwaan, JPU Kejari Serang Youliana Ayu Rospita memaparkan, perkara yang menjerat Joni dan ketiga terdakwa lainnya itu, bermula dari permintaan Basuki kepada rekannya Rudi Afendi meminta suplai narkoba ke dalam lapas.
"Lalu terdakwa Rudi berkata, 'gak tau nanti saya tanya terdakwa Joni, apakah bisa memasukkan narkotika jenis sabu ke dalam Lapas Kelas II A Serang'," kata Jaksa saat membacakan dakwaan.
Basuki kemudian meminta Joni untuk memasukkan narkoba ke dalam lapas, dan dijanjikan mendapatkan upah Rp3 juta, apabila berhasil. "Terdakwa Joni menyanggupi untuk memasukkan narkotika jenis sabu ke dalam Lapas Kelas II A Serang sesuai permintaan dari terdakwa Basuki," katanya.
"Terdakwa Rudi mendatangi terdakwa Iyang di Kamar Lapas Kelas II A Serang. Dan terdakwa Rudi meminta bahan narkotika jenis sabu yang nantinya akan dimasukan ke dalam Lapas Kelas II A Serang," katanya.
Ayu menambahkan atas permintaan itu, Iyang menghubungi Pacik Mudzakir (DPO) untuk memesan narkoba jenis sabu. Narkoba itu akan diambil oleh orang suruhannya sebelum dibawa ke dalam Lapas Serang.
Terdakwa Iyang kemudian memerintahkan orang suruhannya agar langsung membagi menjadi 23 bungkus plastik klip bening yang nantinya akan dimasukkan ke dalam Lapas Kelas II A Serang.
"Pada hari Jumat tanggal 10 Mei 2024 sekira jam 14.00 WIB, terdakwa Joni menghubungi saksi Willy Sulistyo (Anggota Polsek Cipocok)," katanya.
Menurut Ayu, Joni meminta rekannya itu untuk menjenguknya di lapas. Atas permintaan itu, pada Sabtu 11 Mei 2024, Willy menjenguk Joni. Namun sebelum ke lapas, Willy diminta untuk mengambil makanan yang dititipkan di Warung Madura depan Kantor Polsek Cipocok.
"Saksi Willy mengambil bungkusan plastik yang berisikan makanan pesanan terdakwa Joni tersebut, dan akan datang ke Lapas Kelas II A Serang untuk membesuk terdakwa Joni seteleh kegiatan di Polsek Cipocok Jaya berjalan landai," katanya.
Ayu menerangkan sekitar jam 16.30 WIB, Joni didatangi oleh Tommy Fauzi, Petugas Lapas Kelas II A Serang dan memberitahukan jika Joni dikunjungi Willy dan ditunggu di Ruang Kunjungan Lapas Kelas II A Serang.
"Terdakwa Joni keluar bersama dengan saksi Tommy menuju ke ruang kunjungan bertemu dengan saksi Willy dan berbincang sejenak. Kemudian saksi Willy pamit untuk kembali lagi ke Kantor Polsek Cipocok Jaya karena sedang menjalani piket," katanya.
Ayu menegaskan sebelum pulang, anggota Polsek Cipocok Jaya ini menyerahkan bungkusan plastik yang berisikan makanan kepada Joni. Selanjutnya Joni kembali ke dalam kamarnya.
"Ketika terdakwa Joni sedang berjalan menuju kamar Blok, terdakwa Joni mengambil kepala charger berwarna putih dan kabel charger berwarna putih yang berisi 23 bungkus narkotika jenis sabu yang berada di dalam bungkusan plastik," katanya.
Ayu menambahkan puluhan paket sabu itu kemudian dimasukkan ke dalam kantong celanannya. Namun ketika hendak masuk ke dalam kamar, Tommy datang membawa Joni ke Ruang Staff KPLP. Di sana sudah ada 3 anggota Satresnarkoba Polresta Serang Kota.
"Sebelumnya telah mendapatkan informasi dari saksi Willy yang diminta untuk membesuk terdakwa Joni dan membawakan makanan yang dititipkan di Warung Madura Depan Polsek Cipocok Jaya Kota Serang," katanya.
Ayu menjelaskan, Willy sempat memeriksa plastik tersebut berisikan makanan ringan, kabel charger dan kepala charger yang di dalamnya berisikan 23 bungkus plastik klip bening kecil berisikan narkotika jenis sabu.