Soroti Simulasi Pilpres di Banten, Bawaslu: Cuma Ada 2 Paslon

03 Jan 2024, 09:23 WIB

IDN Times/Khaerul Anwar

Serang, IDN Times - Ketua Badan Pengawas Pengawas Pemilu (Bawaslu) Banten, Ali Faisal menyoroti simulasi pemungutan suara di Provinsi Banten. Pasal, simulasi yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) tersebut hanya mencantumkan dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden di kertas suara.

Ali menilai, kegiatan simulasi yang tak sesuai realita tersebut bisa menyesatkan masyarakat. Sebab, kata dia, faktanya bahwa dalam Pilpres 2024 ini ada tiga pasangan calon yang berkontestasi.

"Tapi ini kenapa contoh surat suara untuk pilpres yang digunakan hanya mencantumkan dua paslon? Padahal kan di Pilres 2024 ini ada tiga paslon,” kata Ali, Rabu (3/1/2024).

1. Bawaslu menilai, seharusnya simulasi yang dilakukan sesuai dengan kondisi riil

Dok. Istimewa/KPUBanten

Menurut Ali, simulasi pemungutan, penghitungan dan rekapitulasi hasil suara bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terhadap tata cara dan proses teknis di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dalam pelaksanaan Pemilu 2024.

Seharusnya, simulasi yang dilakukan KPU kabupaten/kota di Banten disesuaikan dengan kondisi yang sebenarnya. Hal ini agar memberikan pemahaman tata cara dan proses pungut hitung dan rekap suara sehingga tidak menimbulkan kebingungan pada masyarakat.

“Ini yang kami sesalkan, karena di dummy simulasi, hanya ada dua paslon, sementara Pilpres-nya diikuti tiga pasangan,” katanya.

2. Harusnya KPU memberi pemahaman secara menyeluruh

Ketiga pasangan capres dan cawapres memegang piagam dengan nomor urut masing-masing pada Selasa (14/11/2023). (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Ali menilai, KPU sebagai pelaksana pemilu harus bisa memberikan pemahaman secara menyeluruh soal pelaksanaan pemilu, termasuk hal-hal teknis dalam pelaksanaan pemilu harus diperhatikan secara teliti.

Karena menurut Ali, tidak menutup kemungkinan kesalahan selanjutnya dapat terulang terkait soal-soal teknis yang tidak diperhatikan secara teliti dan detail.

“Imbauan saya jika akan kembali dilakukan simulasi hitung rekap hasil suara, maka semuanya-- baik tata cara sampai contoh surat suaranya-- harus sesuai dengan jumlah pasangan calon yang ada,” katanya.