Jurnalis Diintimidasi Saat Meliput Tempat Sampah Liar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kota Tangerang, IDN Times - Seorang jurnalis media Warta Kota berinisial GS mendapat perlakuan intimidatif dari beberapa orang tak dikenal di tempat pembuangan sampah liar di sekitar bantaran Sungai Cisadane, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang saat meliput penyegelan pembuangan sampah liar.
GS mendapat intimidasi berupa ancaman penganiaayan secara nonverbal dan diperintahkan menghapus foto liputannya oleh lebih dari 10 orang saat mendatangi lokasi pembuangan sampah liar, Jumat (24/9/2021) sekitar pukul 17.07 WIB.
1. Bermula saat GS meliput penyegelan tempat sampah liar
GS menerangkan adapun kronologi kejadian, bermula saat dia meliput lokasi tempat pembuangan sampah liar di gang Gaga dan gang Menteng, Kedaung, Neglasari, pada Jumat sore, pekan lalu. Tempat tersebut sebelumnya sudah disegel oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Saat perjalanan menuju gang Menteng yang menjadi salah satu lokasi penyegelan, GS kemudian dicegat oleh satu orang yang mengaku sebaga ketua RW.
"Dia mengaku sebagai RW disana, kata dia gak boleh (liputan) dulu, karena kata dia udah rame diberitain," kata GS kepada IDN Times, Selasa (28/9/2021).
Baca Juga: 6 TPA Liar di Bantara Cisadane Disegel Kementerian LHK
2. Semua hasil gambar liputan dihapus para pelaku
GS mengatakan dia sudah memotret di lokasi sebelumnya yang berada di gang Gaga. Dia kemudian mendapat halangan saat akan meliput di gang Menteng.
"Saya ngelobi tuh, saat dihalangi. Kata saya bentar doang ngambil gambar doang, pokonya ngelobi, tapi tetap ga boleh," kata dia.
3. GS mendapat intimidasi pelarangan liputan
Setelah tidak diizinkan GS kemudian beranjak pulang. Saat balik badan, GS melihat belasan orang yang tak dia kenal mendatanginya. Mereka, kata GS, berkerumun di sekelilingnya dan mengeluarkan kata-kata dan tindakan yang intimidatif.
"Mereka ngebentak, minta foto dihapus, terus ngomong gak boleh liputan, karena sedang panas," kata dia.
4. GS dipaksa menerima uang agar bisa keluar lokasi
Kemudian setelah foto dihapus, datang satu orang mengenakan kacamata dengan sepeda motor matic menjelaskan pasal-pasal yang dituduhkan ke KLHK, membenarkan apa yang mereka lakukan.
"Nah saya engga fokus yah, saat itu mereka ngomong apa, pokoknya saya mikir nyari cara untuk jalan keluar, karena udah dikerumunin, saya khawatir motor saya sudah dipegang-pegang," kata dia.
Setelah diarahkan segera meninggalkan lokasi, sambil diarahkan mengikuti sepeda motor orang berkacamata.
"Di situ saya sempat kepikiran mau dibawa ke mana lagi nih, ternyata beneran keluar, saya takutnya itu lokasinya pinggir kali, motor dipegang-pegang, takut dilempar ke kali Cisadane," kata GS.
GS mengaku, orang-orang tersebut sempat memaksa GS untuk menerima uang sebesar Rp200 ribu. Demi keamanannya dan agar cepat keluar dari lokasi, GS kemudian menerima uang itu dan selanjutnya melaporkan uang tersebut ke kantor.
"Uangnya masih ada nih Bang, kantor bilang simpan jangan sampai dipake, uang tersimpan denga posisi semula," kata dia.
Baca Juga: Pembuangan Sampah Liar Cemari Cisadane, Arief: Solusinya PLTSa