Kasus Kecelakaan Truk di Bintaro, Polisi Sebut Korban Tewas Bersalah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tangerang Selatan, IDN Times - Kepolisian Resor (Polres) Tangerang Selatan (Tangsel) menyalahkan mahasiswi Universitas Islam Negeri Jakarta, Niswatul Umma, yang menjadi korban tewas terlindas truk pengangkut tanah, pada 14 Oktober 2019 lalu.
Menurut Polres Tangsel, dalam kejadian kecelakaan antara sepeda motor dan truk pengangkut tanah di Jalan Graha Raya Bintaro itu, pengemudi sepeda motor-lah yang menabrakan diri ke truk yang sedang berjalan.
Baca Juga: Pria Ini Biasanya Resahkan Sopir Truk, Kini Tukang Becak Jadi Korban
1. Polisi tidak bisa buktikan sopir truk bersalah
Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas (Kanit Laka Lantas) Polres Tangsel, Iptu Dhady Arsya mengatakan, pihaknya tak bisa membuktikan bahwa sopir truk yang salah melindas tubuh Niswatul hingga hancur.
"Sudah diminta keterangan (sopir), diamankan dulu di sini, tapi tidak cukup bukti kalau sopir ini tersangka," kata Dhady ditemui di ruang kerjanya, Gedung Polres Tangsel, Serpong, Tangsel, Rabu (13/11).
2. Polres hentikan penanganan kasus
Dhady mengatakan, berdasarkan itulah Polres Tangsel kini menghentikan penanganan kasus ini.
"Sudah kita tangani, fakta di lapangan lemahnya yang lalai motor, padahal pihak motor itulah yang korban meninggal, kita hanya bisa mediasi dari pihak truk untuk membantu pihak korban dengan musyawarah," kata Dhady.
3. Permahi sayangkan polisi hentikan penanganan kasus
Menanggapi hal itu, Persatuan Mahasiswa Hukum Indonesia (Permahi) yang sejak pertama mengawal kasus ini, Rizwan Darmawan mengatakan, dalam kasus kecelakaan lalu lintas, kasus ini masuk dalam delik biasa atau pidana murni. Artinya, tanpa ada pelapor pun kasus ini seharusnya berjalan.
"Dan kasus Niswatul Umma ini walaupun kedua belah pihak sudah berdamai, harusnya proses hukum tetap berlanjut," kata Rizwan.
Rizwan menerangkan, dalam kasus ini, Polres seharusnya tak serta merta menghentikan penanganan kasus, apalagi sampai menyebut korban sebagai pelaku.
Baca Juga: Tarif Tol Jakarta-Tangerang Naik untuk Kendaraan Golongan I dan II